Karawang

Kiai Anwar: Calon Ketua NU Jangan Ada Hasrat Berkuasa

KARAWANG, RAKA – Jelang Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Karawang, sejumlah nama sudah muncul untuk memimpin organisasi para ulama ini. Salah satunya KH Ahmad Ruhyat Hasby yang akan mencalonkan lagi sebagai ketua NU.
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Karawang KH Anwar Hilmi mengklaim, kepengurusan NU saat ini terbilang sukses. PCNU Karawang membuat kegiatan monumental juga temporal syiar NU. “Ada dua, yang monumental dan temporal syiar NU. Contoh yang monumental, berdirinya Yayasan Al Ma’arif dengan sekolah Aliyah dan Tsanawiyah di Kotabaru, berdirinya UNU Kampus IV Karawang, Masjid di KGV, Kantor MWC NU Telukjambe Timur dan Kotabaru, juga penambahan aset wakaf atas nama NU,” katanya, Kamis (10/3).
Kemudian dalam giat temporal syiar, kata dia, PCNU Karawang menggagas acara Gus Mus, gebyar-gebyar Hari Santri Nasional (HSN) yang melibatkan banyak Ponpes dan studi banding Jatim-Madura. “Kuncinya apa bisa begitu? Menjadi pengurus NU itu khidmat, karena itu yang selalu digaungkan Rois KH Ade Fatahillah dan Ketua Tanfidz PCNU Karawang KH Ahmad Ruchyat Hasby di masa bhakti 2017-2022 ini,” jelasnya.
Menurutnya, duet KH Ade Fatahilah sebagai rois dan KH Ahmad Ruhyat Hasby sebagai ketua tanfidz, kerap memberi contoh berkantor ke Kantor PCNU secara rutin. “Dari kumpul-kumpul rutin sambil ngopi ini lah muncul gagasan-gagasan segar syiar NU,” ujarnya.
Mereka, sebutnya, bersifat rendah hati, tidak menempatkan diri sebagai pimpinan yang harus disanjung-sanjung, tapi sebagai partner khidmat. “Maka para pembantu beliau pun nyaman bekerja berkhidmat. Namun tetap menaruh hormat pada tempatnya kepada figur-figur pimpinan PCNU tersebut. Sifat humoris Kang Uyan yang ternyata ampuh untuk merekatkan para pengurus untuk memacu ghiroh Khidmat tersebut,” tambah Anwar.
Anwar melanjutkan, prestasi yang ditoreh ini belum tentu bisa dilampaui oleh sosok pengusaha yang tidak memiliki kunci khidmat tersebut. “Menjadi pimpinan NU, wajib megholadloh, menjauhkan anasir-anasir hasrat berkuasa dari hati. Jika anasir tersebut menempel, maka ghiroh khidmat akan menjauh karena setiap langkah dibayangi anasir hasrat berkuasa superior,” tutupnya. (asy)

Related Articles

Back to top button