KARAWANG, RAKA- Kontrak kerja sudah selesai, namun pembangunan drainase di Jalan Pramuka, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat masih belum rampung. Hal itu dikeluhkan sejumlah pemilik toko yang berada di lokasi tersebut, karena sejumlah pembeli jadi males berbelanja sehingga berpengaruh terhadap pendapatan mereka.
Menurut pantau Radar Karawang pada Kamis (12/9) di lokasi tersebut tidak terlihat papan informasi pengerjaan proyek serta kondisi drainase biarkan tidak ada penutupnya dan sampah-sampah pun terlihat. Para pedagang di lokasi itu membuat jembatan agar para pembeli dapat melintas untuk membeli dagangannya.
Disampaikan salah satu penjaga toko Riska (35) mengatakan, bahwa pengerjaan proyek pembangunan drainase sudah dimulai di bulan Juli tahun 2024. Namun, pengerjaannya hingga kini belum selesai. “Sudah seminggu yang lalu tidak ada pekerja yang melakukan pengerjaan. Kondisinya saat ini drainase tidak ada penutup sama sekali. Kami sebagai pedagang merasa terganggu,”terangnya.
Menurutnya, belum rampungnya pengerjaan proyek menyebabkan bau yang tidak sedap dan banyak nyamuk serta para pembeli tidak dapat memarkir kendaraannya. Sehingga masyarakat yang akan mencuci pakaiannya malas untuk datang. “Saya berharap pembangunan drainase ini segera selesaikan karena kami sebagai pedagang merasa dirugikan. Pengunjung pun jadi malas dan tidak bisa di parkir di jalan. Bisa diparkir di jalan tapi itu membahayakan dan menyebabkan macet,” tuturnya.
Sementara itu, penjaga toko parfum Anisa (21) mengatakan, bahwa pengerjaan drainase tersebut sudah berjalan beberapa bulan yang lalu. Namun, dirinya tidak mengetahui mengapa drainase tersebut belum kunjung selesai. “Karena terganggu pemilik toko ini sudah beberapa kali melaporkan ke RT setempat tapi tetap saja drainase ini tidak seperti ini, tidak ada yang menyelesaikan. Sudah lama pekerjanya juga saya jangan lihat. Biasanya suka lihat lewat sini,”terangnya.
Lanjutnya, karena pembanguan drainase ini belum rampung sehingga berdampak terhadap pendapatan toko parfum. Biasanya dalam satu hari pendapatan di atas 1 juta rupiah, namun sekarang jauh menurun. “Kami dalam satu hari sekarang rata-rata hanya mendapat Rp500 ribu. Karena banyak pembeli yang bilang masalah ke seni, susah melintas dan bau juga akibat drainase yang tidak ada bagian penutupnya. Kami pun berharap ini segara diselesaikan, karena kami merasa dirugikan,”tuturnya.
Sementara itu, warga sekitar yang merupakan pekerja drainase tersebut Ismail (49) membenarkan bahwa pengerjaan proyek di mulai di bulan Juni serta kontrak kerjanya selesai di hari Jumat (6/9) kemarin. Namun hingga kini pembangunan drainase itu belum kunjung selesai. “Kemarin itu saya sudah bilang ke mandor proyeknya tapi sampai sekarang belum juga diselesaikan. Kontrak kerjanya udah selesai Jumat kemarin. Sebelum dipasang papan informasi proyek tapi disuruh dilepas sama mandornya,”tuturnya.
Menurutnya, dari informasi salah seorang mandor mengapa pembangunan drainase itu tersendat, karena tertipu sama orang Dinas Pengerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) pembayarannya tersendat sebesar Rp 90 juta. “Bahkan gaji saya pun belum dibayarkan. Saya pun sebagai orang sini dan yang merupakan pekerja selalu ditanyai oleh masyarakat kapan drainase ini diselesaikan. Maka saya pun berharap karena ini mengganggu para pedang maka segera dilakukan perbaikan,” tuturnya.
Sementara itu, kepala Dinas PUPR Kabupaten Karawang Rusman, belum memberikan jawaban hingga berita ini sampai pada meja redaksi. (zal)