METROPOLIS

Labu Darah Dibanderol Rp360 Ribu

KARAWANG, RAKA – Pendonor darah secara sukarela menyumbangkan darahnya ke Palang Merah Indonesia (PMI). Namun bagi masyarakat yang membutuhkan darah, harus merogoh kocek Rp360 ribu agar bisa mendapatkan satu labu darah.

Banderol harga itu bukan berarti PMI komersial. Karena semua darah itu gratis alias enggak bayar. Namun, ada biaya yang harus di keluarkan, tapi untuk Biaya Pemrosesan dari darah. Karena gak bisa langsung disalurkan dari pendonor ke penerima bukan buat bayar darahnya.

Proses pengambilan darah dari pendonor memang tidak bisa langsung diberikan kepada penerima. Ada tahapan yang harus dilakukan selama 6 jam sebelum darah bisa diberikan kepada penerima. Darah mesti melalui tahap uji kelayakan bebas dari penyakit seperti HIV, Malaria, dan Hepatitis. Juga dilihat kualitas darah yang bisa diberikan kepada penerima. Harga kantong darah yang masih impor pun menjadi salah satu faktor kenapa harga sekantong darah begitu mahal. Yang harus diluruskan disini adalah, setiap biaya yang dikeluarkan ketika membutuhkan darah adalah untuk biaya BPD bukannya harga si darah itu sendiri.

Kasubag Pelayanan Donor Darah Ujang Tarjana mengatakan, darah yang dibutuhkan di PMI Karawang sebanyak 50 sampai 100 kantong dalam setiap harinya. Sebab, permintaan darah dalam sehari selalu banyak. Untuk memenuhi kebutuhan itu, kata dia, pihaknya setiap hari selalu berkeliling untuk mengumpulkan darah dari para pendonor. Dalam 5 hari, PMI Karawang mendatangi perusahaan-perusahaan untuk mengumpulkan darah. Sedangkan di hari libur, ia memilih tempat ibadah untuk mencari para pendonor. “Kebutuhan alhamdulillah ketutup. Tadi juga di 2 tempat dapat 120 kantung,” katanya.

Dikatakan Ujang, golongan darah yang jarang atau minim di PMI Karawang ialah golongan darah AB. Namun demikian, golongan darah tersebut selalu tercukupi. Sedangkan yang paling banyak ialah golongan darah O dan B. “Yang sulit itu golongan AB. Tapi tercukupi,” ujarnya.

Sementara itu, mengenai total darah di PMI dan ada tidaknya darah yang terinpeksi HIV, Ujang enggan menjawabnya. Menurutnya, hal tersebut bukan menjadi ranahnya untuk menjelaskan. “Secara keseluruhan yang kita keluarkan 2.500 sampai 3.000 kantung per bulan,” akunya.

Untuk harga, tambah dia, satu kantung darah dijual dengan harga Rp360 ribu. Nominal itu berdasarkan standar harga dari Provinsi Jawa Barat. “Ini bukan jual darah. Tapi biaya ganti pengolahan darah,” pungkaanya. (psn/nce)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights