LGBT Menular dan Berbahaya
KARAWANG, RAKA – Keberadaan lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Kabupaten Karawang nyata. Mereka ada, beraktivitas, dan saling menularkan virus. Maka wajar jika jumlahnya ribuan orang.
Spesialis kulit dan kelamin dokter Dewi Inong Irana mengemukakan, kelompok gay, 60 kali lipat lebih gampang tertular HIV/AIDS dan penularan yang paling mudah melalui dubur. Jika melihat angkanya di Indonesia dari kelompok LSL, menurut dia, 25 persen sudah terkena HIV/AIDS.
Dia lantas menceritakan, seorang mahasiswanya yang baru berumur 22 tahun datang ke dia. Mahasiswa itu mengidap sipilis stadium dua. Ketika ditanya soal pacar, mahasiswa tersebut mengemukakan memiliki empat pacar yaitu satu wanita dan tiga pria. “Kalau yang perempuan tidak saya apa-apakan karena berbahaya. Saya mencari yang aman saja,” ujar Inong mengutip perkataan mahasiswa itu.
Inong mengemukakan, “Jadi sekarang pengetahuan anak muda rata-rata bahwa yang aman itu LGBT. Padahal kenyataannya penularan termudah HIV/AIDS,” tuturnya.
Belum adanya peraturan yang tegas terhadap perilaku menyimpang lesbi, gay, biseksual, dan transgender, membuat warga Karawang kota berada dalam bahaya. Bukan hanya keberadaannya semakin banyak, tidak sedikit dari mereka sudah berpenyakit HIV/AIDS. Padahal, 20 Oktober tahun lalu, warga Karawang yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Islam Karawang (Aspika) mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten Karawang menuntut diterbitkannya Peraturan Daerah tentang Pelarangan LGBT.
Namun, saat itu Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan perda belum bisa dibuat karena belum ada undang-undang yang mengatur hal itu. Alhasil, keberadaan gay di Karawang tumbuh subur. Laporan terakhir, jumlah mereka lebih dari enam ribu orang. Sedangkan awal tahun ini yang kena HIV/AIDS berjumlah 19 orang. Jumlahnya paling banyak dibanding lelaki dan perempuan normal. “Homoseksual paling banyak kena HIV/AIDS,” ujar Bagian Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Karawang Yana Aryana kepada Radar Karawang. (apk/psn/vv)
