Limbah Rumah Tangga Cemari Tersersier, Air ke Sawah Jadi Kotor
TELAGASARI, RAKA- Para Petani di Desa Pasirkamuning, Kecamatan Telagasari mengeluh karena aliran air tersier tercemari limbah rumah tangga. Hal ini karena aliran air yang khusus untuk saluran air limbah domestik tertutup oleh bangunan.
Sadim (38), petani yang memiliki sawah di Desa Pasirkamuning mengeluhkan dengan kondisi aliran irigasi tersier yang tercemari oleh limbah domestik. “Aliran airnya tercemari sampah jadi kadang suka kotor airnya,” katanya, kepada Radar Karawang, Kamis (10/2).
Ia menerangkan, bahwa penyebab banyaknya sampah ke aliran tersier yang mengaliri sawah karena aliran air yang khusus untuk limbah domestik tersendat karena ada bangunan yang menutupnya dan melimpahkan aliran air limbah domestik ke saluran tersier. “Setelah kita cek ternyata emang ada bangunan yang menutup aliran limbah domestik dan mereka melimpahkan air limbah domestik ke aliran irigasi tersier,” tambahnya.
Pria asli Pasirkamuning ini pun menuturkan, bahwa banyak para petani mengeluh karena selain air yang mengaliri sawahnya menjadi kotor, air yang mengaliri sawah pun menjadi sedikit karena harus berebut dengan yang lain. “Selain menyebabkan kotor, aliran air yang ke sawah juga jadi sedikit bahkan mentraktor pun harus nunggu lama karena sawahnya kering,” tuturnya.
Dia pun telah mengadu kepada Kepala Desa Pasirkamuning terkait dengan permasalahan tersebut. “Kita sudah melaporkan permasalahan ini ke pak lurah. Mudah-mudahan bisa ada solusi untuk para petani, dan kami berharap aliran pembuangan limbah domestik tersebut kembali difungsikan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pasirkamuning Didin Mahridin mengatakan, bahwa pihaknya telah berkirim surat kepada pihak PJT berkaitan dengan permasalahan tersebut karena memang bangunan yang menjadi penghambat aliran air tersebut dibangun di atas saluran air yang menjadi kewenangan PJT. “Sudah kami kirim surat ke PJT berkaitan dengan permasalahan bangunan yang menjadi penghambat aliran air,” ungkapnya.
Didin yang merupakan lulusan sarjana teknik sipil pun menambahkan, selain berkirim surat kepada pihak PJT. Dirinya akan melakukan konsultasi kepada pemerintah daerah berkaitab dengan permasalahan tersebut. “Kita akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan pemerintah daerah. Karena memang ini yang punya bangunan pun warga, petani yang mengeluh juga warga kita,” tandasnya. (cr8)