Lindungi Keluarga dari Virus Covid-19
Ratna Susianawati
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!KARAWANG, RAKA – Klaster keluarga jadi salah satu klaster penyebaran Covid-19 selain klaster industri. Sebab itulah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mensosialisasilan protokol kesehatan keluarga untuk mencegah penularan corona.
Juru Bicara Kemen PPPA Ratna Susianawati dalam siaran rilisnya, Jumat (10/10) menyampaikan protokol ini disusun bersama Kementerian Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional. Protokol ini dirilis berdasarkan surat keputusan bersama tentang protokol kesehatan keluarga pada masa pandemi Covid-19 berdasarkan arahan Presiden 24 September lalu.
Pada umumnya masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan 3M yakni mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Selain itu masyarakat juga diimbau untuk menghindari kerumunan dan melakukan pola hidup bersih dan sehat. “Pencegahan penyebaran dan penanganan Covid-19 sangat membutuhkan peran semua pihak khususnya perempuan dan keluarga, untuk itu kami mengajak semua perempuan Indonesia untuk bersatu, bergerak, menyatukan langkah, untuk bersama-sama melewati dan menyelesaikan masa yang sangat sulit ini,” tuturnya.
Dalam protokol tersebut juga dipaparkan mengenai perlindungan khusus anggota keluarga yang rentan dan beresiko. Anggota keluarga rentan meliputi ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, bayi, balita, dan penyandang disabilitas. Sementara anggota keluarga beresiko adalah yang memiliki penyakit penyerta seperti jantung, asma, HIV/AIDS, dan lainnya. Dua kelompok ini disarankan untuk mendapat pelayanan kesehatan esensial secara berkala, begitupun pengidap HIV/AIDS rutin kontrol secara berkala.
Bagi ibu hamil sebaiknya melakukan isolasi mandiri selama 14 hari sebelum hari perkiraan persalinan. Pastikan pula anggota keluarga dengan penyakit penyerta untuk berhati-hati saat beraktifitas di luar rumah. Kemudian pastikan anak dengan disabilitas terlindungi sesuai dengan protokol perlindungan anak dengan disabilitas. Masyarakat juga disarankan untuk memastikan sanitasi dan ventilasi di rumah dan lingkungan dalam kondisi baik. Selain itu bersihkan atau disinfeksi secara berkala benda dalam rumah yang sering disentuh.
Ratna berharap dengan adanya sosialisasi secara terus-menerus dapat menimbulkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dengan disertai perubahan pola pikir. Hal ini dikatakannya untuk menjaga keselamatan keluarga yang ada di rumah dari bahaya Covid-19. “Tentunya kita semua berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir, kita semua bisa kembali ketatanan kehidupan yang normal, para perempuan bisa kembali menjalankan usahanya dan pada anak-anak kita dapat kembali bersekolah dan bertemu teman-temannya,” harapnya. (din)