Mahasiswa LSPR Tertarik Kembangkan Eco Enzyme
KARAWANG, RAKA –Mahasiswi dari London School Public Relations (LSPR) Jakarta program studi Public Relation mengadakan kegiatan Community Development di Perumahan Permata Indah Permai, Kabupaten Karawang.
Koordinator kelompok KKN, Salama Adzari menyampaikan, saat ini pengelolaan sampah organik yang dapat dilakukan masyarakat yaitu pengelolaan eco enzyme, karena mudah dilakukan. Ia menambahkan saat ini salah satu permasalahan utama di Kabupaten Karawang terletak pada pengelolaan limbah sampah. “Salah satu masalah terbesar di dunia adalah sampah, kita ingin masyarakat menyadari betapa bahayanya sampah ketika tidak mendapat perhatian. Untuk itu, kita memilih Huma Eco Enzym Karawang, karena kita melihat cara pengelolaan sampah yang di lakukan Huma Eco Enzym cukup simpel dan bisa di lakukan oleh semua masyarakat. Tanpa jijik dan mudah diaktualisasikan. Adanya program ini, kami ingin menciptakan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, dimana bisa dimulai dari rumah.” ujarnya, pada Minggu (4/6).
Diteruskannya, untuk menghasilkan eco enzyme dapat diperoleh dari sisa kulit buah dan sayuran. Ia berharap agar masyarakat dapat menerapkan sistem pengelolaan sampah dan memilah jenis sampah dari rumah. Ia menerangkan adanya kegiatan tersebut dapat mengubah gaya hidup masyarakat lebih peduli atas sampah yang dihasilkan dengan memilah jenis sampah. “Huma Eco Enzyme bergerak sendirian tidak akan ada perubahan, kalau kita ajak masyarakat juga maka akan lebih cepat dan besar efeknya. Sebenarnya ini merupakan tugas pertama kita, tapi kita akan tetap memantau keberlanjutan program Eco-enzyme di masyarakat Karawang ini. Kita berharap agar masyarakat dapat mengelola sampah organik dan anorganik,” tambahnya.
Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan, Agus Dwi Yuniarto menyampaikan, target pengelolaan sampah di tahun 2025 sebesar 40 persen. Saat ini di Kabupaten Karawang telah ada sebesar 32 persen indeks pengelolaan sampah. Ia menambahkan saat masyarakat telah melakukan ECO Enzim dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. “Kalau sekarang jumlah sampah di Karawang sebanyak satu juta ton itu yang tercatat belum ditambah dengan sampah yang dihasilkan masyarakat pendatang. Kami dari DLHK melihatnya penduduk punya kewajiban untuk mengelola sampah yang dihasilkan metodenya salah satunya dengan Eco-enzyme. Kalau masyarakat sudah melakukan Eco-enzyme otomatis jumlah sampah yang keluar dari rumah berkurang,” ungkapnya.
Sejauh ini, di dinas tersebut belum terdapat anggaran khusus untuk pembuatan eco enzyme. Hal ini karena belum memiliki dasar yang kuat. Meski begitu, ia menerangkan anggaran dapat diberikan berupa peran serta masyarakat. Pada tahun 2022 telah diberikan bantuan bahan pembuatan saja. “Kita sudah melakukan sosialisasi secara terus menerus, tapi kita juga memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan dapat dilanjutkan melalui komunitas yang bergerak di pengelolaan sampah. Kalau untuk teranggarkan belum, kita hanya bisa mengganggarkan di peran serta masyarakat,” lanjutnya.
Founder Huma Eco Enzyme Kabupaten Karawang Siti Komalaningsih menyampaikan, pembuatan metode ini telah berdasarkan rumus yang telah tersedia. Ia menerangkan memerlukan sebanyak 1 bagian gula, 3 bagian bahan organik ditambah dengan 10 bagian air. Ia memiliki harapan agar masyarakat dapat mengelola sampah terlebih dahulu. Kemudian ia pun melanjutkan agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. “Sampai saat ini belum mulai ikut menerapkan eco enzyme di masyarakat perumahan ini. Kalau pembuatannya ada rumusnya, 1 bagian gula ditambah dengan 3 bahan organik dan 10 air,” tutupnya. (nad)