KARAWANG, RAKA – Federasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (F-KASBI) Kabupaten Karawang bakal menggelar aksi memperingati hari buruh internasional atau May Day yang bertepatan pada Sabtu (1/5) besok.
Diprediksi pada Sabtu mendatang ribuan buruh yang tergabung dalam F-KASBI akan mendatangi kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang. Ketua KASBI Karawang Rusmita mengatakan aksi May Day 2021 akan diikuti banyak buruh dari beberapa perusahaan. “Kalau kemarin estimasi massa yang akan turun aksi sekitar seribuan,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Kamis (29/4).
Titik kumpul aksi May Day akan terpusat di lampu merah Klari atau depan Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans). Kemudian sekitar pukul 10:00 WIB mereka akan kompoi menuju bundaran Ramayana, dan dilanjutkan long march atau jalan kaki menuju kantor Pemda Karawang. Sementara tuntutan pekerja pabrik pada hari buruh kali ini meminta untuk membatalkan Omnibus Law atau UU Cipta Kerja. Selain itu menurut Rusmita, dalam masa pandemi Covid-19 ini buruh seolah dijadikan tumbal lantaran tidak sedikit buruh pabrik yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau dirumahkan. Kemudian dia juga menolak mencicil pembayaran tunjangan hari raya. “Kita juga akan menyuarakan isu yang kemarin marak yaitu korupsi di BPJS, nanti kita akan angkat lagi isu itu,” katanya.
Rusmita mengaku, selain dari organisasi KASBI kemungkinan ada dari organisasi buruh lainnya juga yang akan menggelar aksi serupa dalam rangka memperingati hari buruh. Ketua Umum Serikat Petani Karawang (Sepetak) Wahyudi mengatakan dari serikat petani juga dipastikan akan menggelar aksi May Day yang terpusat di Pemda Karawang. Namun tidak akan banyak yang akan turun aksi pada kali ini lantaran situasinya masih dalam pandemi Covid-19. “Nanti cuma perwakilan dari pengurus saja yang akan turun, tidak akan ada dari petaninya, soalnya situasinya sedang Covid-19 juga,” katanya.
Tuntutan dari serikat petani ini juga tidak jauh berbeda dengan buruh lainnya yaitu mencabut omnibus law. Pada momentum hari buruh ini, Wahyudi menginginkan semua buruh untuk mengikatkan solidaritasnya kembali terutama buruh tani. “Kita juga ingin Covid-19 ini ditangani dengan secepatnya, karena ini sangat berdampak besar kepada kaum tani maupun kaum buruh terutama PHK masal,” pungkasnya. (mra)