
Siti Halimah alias Munirah
MUNIRAH atau yang memiliki nama asli Siti Halimah, Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang berkerja di Arab Saudi asal Lamaran RT 01/05, Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur, telah ditemukan keberadaanya setelah hilang kontak sejak tahun 2011 atau 12 tahun lalu. Hal ini disampaikan adik ipar Munirah, Yanto (35).
Dia mengatakan, Munirah atau yang memiliki nama asli Siti Halimah saat ini telah ditemukan oleh warga Rengasdengklok, Hanafi yang kesehariannya berdagang di Arab Saudi. “Saat ini Teh Halimah atau Munirah berada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi,” katanya kepada Radar Karawang, Senin (6/12).
Yanto menambahkan, Munirah sebenarnya memiliki nama asli Siti Halimah, namun saat pergi ke Arab Saudi tahun 2009, dia menggunakan nama Munirah agar bisa pergi bekerja keluar negeri dengan cepat. Nama Munirah merupakan nama dari saudara perempuan dari suaminya. “Saya juga kaget kenapa cepat sekali bisa berangkatnya dulu, ternyata bukan pakai nama asli melainkan memakai nama saudaranya,” tambahnya.
Pria bertopi ini pun juga menjelaskan, Munirah memiliki suami dan seorang anak berusia 14 Tahun. Ia dan keluarga semenjak hilang kontak tahun 2011 yang lalu berusaha mencari keberadaan Siti Halimah, sampai mengunjungi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang saat ini berganti nama menjadi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). “Semenjak hilang kontak 2011, dua tahun kita mencari keberadaan teh Halimah, sampai dulu Bupati Ade Swara juga ikut mendampingi, namun tidak bisa ditemukan karena nama yang dicantumkan saat pergi ke Arab Saudi beda dengan nama asli,” jelasnya.
Dia berharap pemerintah Indonesia bisa segera membawa pulang kakak iparnya tersebut dan bertemu keluarga. Bahkan dia tidak pernah berpikir kakaknya meninggal ataupun menikah lagi dengan orang Arab Saudi, karena kakaknya merupakan orang yang gigih bekerja dan pendiam. “Saat ini perasaan masih gelisah walaupun kemarin sudah telepon dengan teh Halimah, namun masih deg-degan karena belum sampai ke tanah air. Mudah-mudahan pemerintah bisa cepat membantu kepulangan teh Halimah,” harapnya.
Dia juga meminta kepada masyarakat Karawang untuk tidak mengaku-ngaku sebagai keluarga dari kakak iparnya tersebut. Karena di media sosial khususnya Facebook banyak yang mengaku jadi keluarga Munirah. “Di Facebook ada sekitar 200 an komentar yang mengaku-ngaku jadi keluarganya. Kami minta jangan sampai ada lagi yang ngaku-ngaku, karena kelurga teh Halimah cuma kami,” pintanya.
Sementara itu, Lurah Palumbonsari N Fitria mengatakan saat dia menerima kabar tersebut hari Sabtu (4/12), dia bersama staf Kelurahan Palumbonsari langsung mengunjungi rumah yang bersangkutan. Bahkan saat hari itu juga dia menghubungi kabid Disnakertrans Karawang mendiskusikan perihal permasalahan tersebut. ”Tadi pagi saya mau ke Disnaker cuma Alhamdulilah dari Disnakernya juga jemput bola dan datang ke sini, mudah-mudahan bisa tertangani dengan cepat untuk kepulangan Munirah,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Pelaksana Penanganan Kasus Pekerja Migran Indonesia Disnakertrans Kabupaten Karawang Ahmad Sugiri mengatakan, pihaknya akan mengirim surat ke Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, agar bisa membantu proses kepulangan Munirah. “Tentunya akan kami sampaikan keinginan keluarga yang memang ingin agar yang bersangkutan pulang, serta meminta pendampingan hukum. Hari ini (kemarin) rencananya akan kami kirimkan surat nya ke Kementerian Luar Negeri,” tandasnya. (cr8)