Pejuang Nafkah
SEMANGAT BEKERJA: Para buruh yang bekerja di sejumlah pabrik di Karawang tampak semangat bekerja. Senyum manis mereka tetap merekah.
Keluarga dan Teman Jadi Penyemangat
KARAWANG, RAKA – Seluruh buruh di Karawang mungkin tidak akan pernah lupa jika tanggal 1 Mei adalah harinya mereka. Hari Buruh. Tanggal merah pula. Buruh tentunya mempunyai peran penting dalam setiap sendi-sendi pergerakan ekonomi. Dan Karawang sebagai kota industri, tentu punya banyak cerita dari para buruh.
Tiara Venia Aprilia (23) buruh yang tinggal di Desa Dauwan Tengah, Kecamatan Cikampek, telah lima tahun bekerja di perusahaan produsen makanan. Ia bersyukur di usianya saat ini bisa mendapat pekerjaan. Terlebih dia sendiri bisa menikmati tugas sehari-hari sebagai helper. “Bersyukur bisa menetap bekerja dan tidak terlalu capek,” ujarnya.
Tiara mengatakan, tidak ada hal yang dikeluhkannya selama bekerja, setiap prosesnya dia nikmati saja. Motivasinya untuk tetap semangat bekerja tak lain adalah demi memenuhi kebutuhan hidup. Meski demikian, ia menyadari tidak semua orang memiliki nasib sebaik dirinya. Masih banyak pengangguran yang sulit mendapatkan pekerjaan. “Miris ya, harapan saya ingin lebih banyak lagi peluang kerja,” ucapnya.
Buruh lainnya Tiara Wanda Kartika (22) yang baru empat bulan bekerja sebagai buruh pabrik. Saat ini posisi yang diembannya adalah operator produksi di perusahaan produsen otomotif elektro. “Bersyukur banget masih kerja, soalnya zaman sekarang sudah susah banget cari kerja,” ungkapnya.
Tiara yang satu ini juga mengaku tidak menemukan masalah dalam menjalanakan pekerjaannya. Malah dia merasa senang, sebab di tempat kerjanya saat ini semakin banyak teman. Motivasinya untuk tetap semangat bekerja adalah cita-cita ingin memiliki rumah sendiri. “Aku pengen punya rumah sendiri biar punya investasi di masa yang akan datang, terus masih ada cicilan juga sih jadi semangat,” ujarnya lagi.
Tiara Wanda mengaku kurang paham dengan kondisi buruh di Karawang. Tapi yang dia rasakan sudah lebih dari cukup, karena mendapat berbagai fasilitas dari perusahaan seperti tunjangan kesehatan, uang shift, jemputan dan makanan. “Alhamdulillah semua difasilitasi sama perusahaan,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekar Mahardika (21) warga Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, telah bekerja hampir dua tahun di perusahaan produsen sepatu. Tak jauh berbeda dengan Tiara, Sekar pun mengaku nyaman dengan pekerjaan sekarang. Baginya keluarga dan teman-teman adalah motivasi bekerja. “Lagian kalau di rumah mulu bawaannya bosen aja gitu, bingung mau ngapain karena biasa kerja. Dan juga teman-teman kerja saya seru semua,” ucapnya.
Ia berharap di Indonesia khususnya Karawang semakin banyak lagi lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian jumlah pengangguran akan berkurang, terutama para pemuda di usia produktif dapat diberdayakan.
Kiki Henky (28) buruh asal Kuningan yang telah delapan tahun merantau di Karawang, sangat bersyukur dengan gaji bulanan yang diterimanya. Sebagai pejuang nafkah bagi keluarga, tentunya menjadi motivasi dalam bekerja. Ia sendiri menilai kondisi buruh di Karawang saat ini cukup sejahtera, namun tetap ia berharap pemerintah dapat menghapus kebijakan-kebijakan yang merugikan para buruh. “Harapannya agar PT-PT di Karawang membuka lowongan sebanyak-banyaknya untuk mengatasi banyaknya pengangguran,” tutupnya. (din)