HEADLINEKARAWANG

Pemda Karawang Anggarkan Rp15 Miliar

RS RUJUKAN: Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari bersama Sekda Acep Jamhuri meninjau rumah sakit rujukan pasien corona di Karawang.

KARAWANG, RAKA – Waspada penyebaran virus corona di Karawang semakin ditingkatkan setelah bupati dan sejumlah kepala dinas positif. Rencananya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang akan mengalokasikan anggaran Rp15 miliar untuk mengatasi virus ini.

Sebelumnya untuk penanganan virus corona dianggarkan Rp 2,5 miliar melalui Biaya Tak Terduga (BTT), pemkab juga akan menambahkan anggarannya Rp 13 miliar melalui reposisi anggaran di Dinas Kesehatan. Wakil Bupati Karawang, H Ahmad Zamakhayari mengatakan, anggaran 2,5 miliar BTT untuk percepatan penanganan wabah corona ini dinilai belum cukup. Sehingga Jumat (27/3) hari ini, ia akan melakukan rapat koordinasi dengan unsur Muspida dan DPRD Karawang untuk membahas penambahan anggarannya. “Barusan Pak Sekda sudah laporan. Besok kita akan rapat. Karena 2,5 miliar itu terlalu kecil untuk percepatan penanganan covid-19 ini,” tuturnya, Kamis (26/3).

Rencananya, pria yang akrab siapa Jimmy ini, anggaran 15 miliar ini bukan hanya akan dipergunakan untuk penyediaan Alat Pelindung Diri (APD). Melainkan juga akan dipergunakan untuk tes kesehatan Covid-19 bagi masyarakat umum yang merasa sudah mengalami gejala wabah corona. Jimmy mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Karena berbagai upaya penanggulangan wabah corona terus dilakukan pemkab. “Yang terpenting masyarakat tetap tenang. Ikuti prosedur dan imbauan dari pemerintah. Jangan lupa dzikir, salawat, berdoa dan tawakal sama Allah ta’ala,” tandasnya.

Meskipun rapid test penting, namun tidak semua masyarakat bisa mengikuti tes ini. Rapid tes diprioritaskan untuk warga yang beresiko terjangkit corona seperti orang yang sudah berkomunikasi atau kontak langsung dengan pasien postif corona, warga yang pulang dari negara atau kota pendemi corona, dan untuk masyarakat yang sehat atau bukan kelompok dalam orang dalam pemantauan (ODP) tidak disarankan untuk tes corona. “Yang ODP itu potensial (karena) sangat beresiko, kalau masyarakat (sehat) ini tidak perlu berbondong-bondong nanti malah merugikan takut tertular,” jelas Saleh Budi Santoso, dokter Dinas Kesehatan kepada Radar Karawang, kemarin. (asy/mra)

Related Articles

Back to top button