Pemilik Warung Kelontongan Jadi Pemulung
PASRAH: Suseno hanya bisa pasrah menjalani hidup sebagai pemulung.
KARAWANG, RAKA – Tiga puluh enam tahun sudah, Suseno bergelut dengan sampah. Pria 72 tahun itu memilih menjadi pemulung karena mengaku tidak memiliki keahlian lain.
Warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, malang melintang di Kabupaten Karawang. Menjadi pemulung bukan menjadi pilihan hidupnya, namun untuk mempertahankan hidup pilihan menjadi pengepul kardus dan plastik, serta bekas minuman air mineral menjadi andalan agar bisa makan.
“Saya dulu tinggal di Cikarang, Kabupaten Bekasi, buka usaha warung kelontong tepat di pinggir stasiun kereta api. Pada tahun 1970, toko saya kebakaran. Dan sampai saya stres dan bangkrut, sampai saya kebingungan untuk memulai usaha apa lagi,” kata Suseno kepada Radar Karawag, Senin (16/9).
Sempat pulang kampung dan meninggalkan istrinya. Akhirnya Suseno coba mencari peruntungan bekerja. Dari kerja sebagai karyawan dan serabutan apapun dia kerjakan.
Sampai suatu waktu, anaknya meninggal dunia saat proses persalinan. Sudah empat kali kejadian hingga sampai saat ini, dia dan istrinya belum dikarunia anak.
“Akhirnya saya menjadi pemulung tepat tahun 1980 di Jalan Tuparev hingga ke pelosok-pelosok di Kabupaten Karawang. Saya kini numpang tidur di Jalan Niaga, tepatnya di depan toko jamu,” katanya.
Suseno mengaku untuk pulang ke kampung halamannya, setiap satu tahun sekali. Ia pulang harus membawa bekal agar istrinya tidak hidup berkesusahan.
“Saya hari ini letih sekali, makanya saya sampai tertidur di depan toko yang tutup, menikmati sepoinya angin dan menghindari panasnya matahari,” jelas Suseno.
Satu hari, beber Suseno, uang yang mampu bisa didapat dari mencari botol plastik, kardus dan bekas minuman mineral hanya Rp30 ribu. “Kadang uang yang sudah saya kumpulkan hilang. Mungkin ada orang yang ngambil waktu saya tidur malam,” katanya.
Makanya, kata Suseno, penghasilan yang dia peroleh sengaja diambil satu minggu sekali di pengepul agar aman, dan uang bisa diambil pada satu minggu ke depan. “Ketika sudah satu minggu baru saya kirimkan ke istri saya, dan sudah dua bulan saya baru rasakan aman uang saya tidak hilang,” pungkasnya. (yfn)