KARAWANG, RAKA – Maksud hati ingin mencari lowongan pekerjaan melalui media sosial, namun malah kehilangan uang jutaan. Itu dialami Ahmad Nur Fauzi (20), pemuda Dusun Sukamulya RT002, RW003, Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru. Dia diduga menjadi korban penipuan dengan dijanjikan kerja di sebuah pabrik di Karawang.
Ahmad menceritakan, dugaan penipuan yang dialaminya itu bermula saat dia mencari info lowongan pekerjaan melalui akun media sosial Facebook (FB). Saat itu, dia melihat ada postingan loker PT Sharp di grup info loker Karawang dan Cikarang. Melihat postingan loker tersebut, dia langsung menghubungi akun pribadi yang memposting loker tersebut, untuk bertanya lebih jelas mengenai postingan yang dikirim pemilik akun tersebut. “Pas saya japri orang itu langsung menjelaskan. Kalau mau masuk ke PT Sharp harus bayar 3 juta,” kata Ahmad kepada Radar Karawang, Selasa (21/12).
Komunikasi seputar tawaran pekerjaan itu kemudian, kata Ahmad, berlanjut melalui pesan WhatsApp. Dari situlah Ahmad kemudian mulai mentransfer sejumlah uang kepada orang yang diketahui bernama IS dan R. “Total sudah transfer Rp2,2 juta. Pertama transfer 29 Nopember terakhir kemarin tanggal 10 Desember,” ujarnya.
Dikatakan Ahmad, dia berani beberapa kali mentransfer uang kepada IS dan R karena dijanjikan akan langsung diterima bekerja di PT Sharp. Orang tersebut mengaku sebagai karyawan operator PT Sharp. Ahmad juga tidak menyangka jika dirinya akan menjadi korban dugaan penipuan dengan modus ditawari pekerjaan. Karena saat transfer uang sejumlah Rp1 juta pada 10 Desember untuk pembayaran administrasi dan MCU di RSUD. Kemudian dia juga dikirim bukti hasil MCU dengan format dan stempel RSUD Karawang. “Katanya gak harus diperiksa MCU nya nembak, dan emang dikirim hasilnya dengan format yang hampir sama dengan RSUD Karawang. Tapi sekarang ditelepon di SMS juga gak ada jawaban,” jelasnya.
Saat dikonfirmasi, Plt Dirut RSUD Karawang Fitra Hergyana mengatakan, bahwa MCU harus langsung dilakukan pemeriksaan di rumah sakit. Harga MCU juga tidak semahal itu. “Di kita MCU murah banget, gak segitu,” ujarnya.
Fitra juga menjelaskan, di RSUD memang ada dokter dengan nama Renta sesuai dengan berkas hasil MCU tersebut. Tetapi setelah surat tersebut dikonfirmasi ke Poli MCU dan rekam medis, pasien tidak pernah daftar ke Poli MCU pada tanggal tersebut. Selain itu, format surat juga tidak sesuai dengan format RSUD Karawang. “Sepertinya surat itu palsu,” ucapnya.
Fitra juga memastikan, jika surat hasil MCU yang berstempel dan berkop surat RSUD yang dimiliki oleh Ahmad bukan dikeluarkan oleh RSUD Karawang. Seluruh pemeriksaan di RSUD Karawang harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter.
“Dan pasienpun harus mengerti, bahwa untuk keterangan sehat harus diperiksa oleh dokter, tidak bisa minta surat saja,” jelasnya. (nce)