Pertahankan Warung Rumahan
KARAWANG, RAKA – Sistem sosial yang baik diperlukan untuk mencegah sikap dan perilaku masyarakat individualistik. Hal itu dianggap perlu untuk menghadapi derasnya hantaman minimarket saat ini, karena ciri sikap masyarakat yang guyub dan bergotong royong bisa jadi alasan mempertahankan warung-warung rumahan.
Hal itu diungkapkan pemerhati masalah ekonomi Ujang Bey, beberapa waktu lalu, dalam surat elektroniknya. Bey mengatakan itu menyikapi pertumbuhan minimarket sekarang ini sudah tidak lagi terkontrol. Hampir disetiap desa minimarket ada. “Bukan perkotaan lagi yang menjadi basis daya gempurnya tetapi sudah beralih ke wilayah pedesaan,” ujar Bey.
Menurut Bey, kondisi tersebut amat memperihatinkan, dimana kekuatan modal berakselerasi mengkarantina, bahkan mematikan pedagang-pedagang bermodal kecil. Padahal mereka tumbuh saling menghidupi beriringan dengan pasar tradisional. “Jika upaya antisipatif tidak dilakukan dengan baik, sudah dipastikan ekonomi kerakyatan hanya tinggal cita-cita tak berujung,” tandas Bey.
Selain dapat mematikan usaha pasar tradisional, keberadaan minimarket itu sendiri secara perlahan berdampak pada perubahan sistem sosial dalam masyarakat. Minimarket memberikan kenyamanan tersendiri ketika masyarakat sebagai konsumen berbelanja. Mereka cukup masuk ruangan ber AC, melihat barang dan harga cocok maka dibelilah, tanpa ada proses tawar menawar dan interaksi sosial di dalamnya.
Beda halnya, ketika masyarakat berbelanja ke pasar tradisional. Proses interaksi sosial antara pembeli dan penjual selalu terjadi di dalamnya, karena ada proses tawar menawar. Tak ayal, momentum seperti ini menimbulkan kecocokan maka terciptalah istilah pelanggan. Bahkan interaksi sosial juga kerap terjadi, antara satu pelanggan dengan pelanggan lainnya,” ucap Bey. (ari)