HEADLINEMETROPOLIS

PLN Hanya Bisa Minta Maaf

TERHENTI: Salah seorang pekerja konveksi di Wancimekar menunggu listrik menyala.

Dikomplain Emak-emak Sampai Pengusaha

KARAWANG, RAKA – Mati lampu seharian di seluruh wilayah Kabupaten Karawang membuat banjir komplain yang dialamatkan kepada PLN. Mulai dari ibu rumah tangga, sampai pengusaha yang berada di kawasan industri.

Tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu, tiba-tiba listrik di seluruh Kabupaten Karawang mati sekitar pukul 9.25 WIB. Matinya listrik ini berdampak pada sejumlah sendi kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang sehari-hari beraktifitas menggunakan listrik. Bahkan, ibu rumah tangga pun banyak yang mengeluh. “Kalau gak ada listrik, gimana kita mau menjahit,” keluh Wahyudin (39), pemilik usaha konveksi di Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Rabu (31/7).

Listrik mati sekitar pukul 09.25 WIB sampai 11.20 WIB itu, berdampak pada mata pencaharian lelaki beranak ini, sehari-hari dia menggunakan listrik untuk menjahit topi dan lainnya. “Tentu rugi dengan adanya mati listrik ini, pendapatan jadi kurang,” paparnya.

Tak hanya pengusaha kecil, kejadian kemarin pun dirasakan oleh perusahaan besar yang ada di Karawang. Pengusaha bisa rugi besar karena gagal produksi akibat matinya listrik. “Kalau kerugiaan bagi perusahaan di Karawang tidak terhitung, soalnya semua perusahaan menggunakan tenaga listrik,” jelas Ketua Asosiasi HRD GA Karawang Heri Wahyu Adi.

Menurutnya, PLN mesti bertanggung jawab atas gangguan listrik ini. PLN harus menjelaskan ke publik penyebab masalah ini terjadi dan solusinya seperti apa. “Sebab kalau masyarakat atau perusahaan terlambat membayar listrik PLN langsung bereaksi. “Kita tidak menyalahkan pihak PLN, mewajarkan saja karena nengara Indonesia adalah negara sedang berkembang, kalau seperti negara maju tentu kita bisa komplain,” ujarnya.

Besarnya dampak matinya jaringan listrik ini sangat dirasakan pelaku usaha. PT Hitachi Chemical diwakili dua manajernya bahkan datangi langsung kantor PLN Cabang Karawang menanyakan pasokan listrik yang terhenti ke pabrik mereka. “Listrik mati ini sangat merugikan kita. Manajemen kecewa karena 300 model mesin mati, 300 karyawan tak bisa bekerja dan target produksi kami hari ini tidak tercapai,” kata Warsito HRGA Human Resource and General Affair PT Hitachi Chemical saat ditemui di PLN Karawang.

Akibat produksi yang terhenti selama hampir 4 jam ini, Hitachi Chemical berpotensi merugi hingga ratusan juta. “Kerugian kami jika stop produksi sejak jam setengah sepuluh, mencapai Rp 300 jutaan. Apalagi jika listrik mati sampai malam, kerugian bakal makin besar,” kata Ejen Jaenudin, kepala Maintenance Hitachi Chemical.

Sementara itu, Imam Chanafi, Humas PLN Karawang mengatakan, jaringan listrik mati disebabkan gangguan pada Gardu Induk Cibatu 1-2. “Mati listrik hari ini disebabkan ada gangguan pada Gardu Induk Cibatu 1-2 yang mengakibatkan mati listrik di Karawang, akibatkan sebagian Indramayu, Cikarang, hingga Bekasi,” katanya pada awak media.

Dia belum mengetahui secara pasti detail kerusakan di gardu Cibatu. Namun, kata Imam informasi awal dari teknisi, kerusakan ada di bagian transmisi. “Akibat pemadaman ini, Karawang kena dampak, jadi kami masih menunggu informasi kejadian seperti apa berapa lama kita juga belum tahu, masih menunggu penjelasan pusat. Saat ini, kita sibuk melayani pertanyaan dan keluhan warga. Termasuk komplain dari ratusan pabrik di sejumlah kawasan industri di Karawang,” ucapnya.

Imam menyatakan, PLN meminta maaf pada masyarakat atas ketidaknyamanan akibat mati listrik. Ia berharap, pasokan listrik segera terpenuhi. “Kita tak bisa memastikan kapan pemadaman berakhir. Yang jelas sejak pagi, kebutuhan listrik di Karawang sebesar 600 ribu mega watt terhenti,” pungkasnya. (acu/asy)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights