Rancang Kurikulum Teknik Mesin
KARAWANG, RAKA- Sebagai program studi baru, Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang merancang kurikulum yang akan digunakan di program studi teknik mesin.
Tak tanggung-tanggung, guna menghasilkan kurikulum terbaik, UBP mengundang sejumlah pakar seperti Dr Ario Sunar Baskoro dari Universitas Indonesia Jakarta, sekaligus beliau sebagai Sekertaris Jenderal Badan Kerja Sama Teknik Mesin (BKSTM) Se-Indonesia,, Ir I Wayan Bagiarta, sebagai Praktisi Industri bidang Otomotif Manufaktur untuk mengisi lokakarya kurikulum program studi teknik mesin berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di era Industri 4.0.
Rektorat UBP Dr. H. Dedi Mulyadi mengatakan, teknik mesin merupakan prodi baru di Universitas Buana Perjuangan Karawang. Izin Operasional teknik mesin baru diterima UBP Karawang dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang disampaikan melalui Kepala LLDIKTI wilayah IV tanggal 18 Juni 2019, dengan nomor surat: 441/KPT/I/2019. “Alhamdulillah, antusiasme masyarakat kehadiran Si Bungsu (Teknik mesin) ini cukup tinggi, baru 1 bulan dibuka pendaftaran sudah ada 54 calon mahasiswa yang mendaftar, kita sama-sama berdoa target 3 kelas (120 mahasiswa) untuk teknik mesin,” ujarnya, pada Radar Karawang, Sabtu (03/08).
Dedi mengajak seluruh stake holders bersama-sama berjuang dan berdoa agar masyarakat Karawang menjadi tuan rumah di kampung sendiri. “Di mana Karawang adalah kawasan industri di Asia Tenggara, kehadiran program studi teknik mesin ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan SDM bidang teknik mesin, khususnya di industri Karawang dan Indonesia pada umumnya,” ucapnya.
Dr Ario Sunar Baskoro, selaku Sekertaris Jenderal BKSTM yang juga sekaligus Ketua Departemen Teknik Mesin FTUI, menjelaskan, tantangan bidang pendidikan di era Industri 4.0 akan semakin berat, terjadi proses transformasi, digitalisasi, komputerisasi dan otomasi. “Agar lulusan bisa kompetitif, kurikulum perlu orientasi baru, sebab adanya era Industri 4.0, tidak hanya cukup Literasi Lama (Membaca, menulis, dan matematika) sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat,” paparnya. Maka diperlukan literasi baru yaitu literasi data seperti kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi di dunia digital. Literasi teknologi yaitu memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi dan literasi manusia. “Universitas perlu mencari model kurikulum dan motode pembelajaran yang mampu mengembangkan kapasitas kognotif mahasiswa, seperti kegiatan-kegiatan ektra kurikuler, magang, kerja praktik, project based learning, general eduction, tematik, training-training softskills, entrepreneurship, dan lain-lain,” pungkasnya.(asy)