BELUM PUNYA TANAH: SDN Wanakerta II, Kecamatan Telukjambe Barat masih menggunakan tanah perusahaan.
Banyak Tanah Sekolah tak Bersertifikat
KARAWANG, RAKA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang mengklaim, saat ini banyak gedung sekolah terutama sekolah dasar (SD) yang belum memiliki sertifikat.
Kepala Disdikpora Karawang Dadan Sugardan mengatakan, di dinasnya memang ada suatu persoalan berhubungan dengan tanah-tanah sekolah. Masih banyak sekolah terutama SD yang kepemilikan tanahnya belum jelas. “Artinya hanya berdasarkan surat keterangan dari desa saja status kepemilikan tanahnya. Sebetulnya masih banyak,” kata Dadan, kepada Radar Karawang, Rabu (18/12).
Persoalan tersebut, lanjutnya, disebabkan karena pada saat pendirian atau dibangunnya sekolah, tidak langsung diproses surat kepemilikan tanahnya. “Sebenarnya, karena dulu waktu sekolah dibangun, proses jual belinya tidak tuntas,” katanya.
Selama ini, lanjut Dadan, tidak sedikit kasus seperti itu. Biasanya tanah dibeli dari hasil musyawarah, dan ada pula yang dibeli oleh desa. Namun proses pelepasan hak dari penjual tidak langsung diurus. Sehingga ketika si penjual yang dahulu sudah meninggal, tanah tersebut dipertanyakan dan digugat oleh ahli warisnya. “Banyak memang pengalaman yang seperti itu. Jumlah secara keseluruhan kurang tahu. Contohnya di Batujaya ada,” ucapnya.
Dadan mengatakan, upaya yang dilakukannya terkait persoalan tersebut dengan melakukan inventarisir seluruh sekolah yang ada. Kemudian mencatat mana yang telah mempunyai kekuatan hukum dan mana yang belum. “Terus-terusan bertambah yang diproses, ada yang sudah di BPN. Tapi ada juga yang tidak diproses,” tuturnya.
Alasan mengapa tidak diproses, lanjutnya, karena sebagian besar kepala sekolah ketakutan. Karena hanya masih surat keterangan desa. Sementara ketika hendak diproses ada yang menggugat karena pemilik lama sudah tidak ada. “Makanya dibiarkan menggantung,” paparnya.
Salah satu sekolah yang tidak memiliki tanah sendiri adalah SDN Wanakerta II. Sekolah ini berdiri di tanah milik PT Ceres. Pada tahun 2015 PT Ceres telah merpersilahkan penggunaan lahan tersebut melalui musyawarah diantaranya dihadiri pihak sekolah, komite sekolah, BPD dan aparatur desa. Pada tahun yang sama diwacanakan relokasi SDN Wanakerta II, sebab lahan sekolah saat ini akan dibangun pabrik oleh PT Ceres. “Pihak perusahaan bertanggung jawab atas penyediaan lahan dan bangunan, hal itu berdasarkan kesepakatan dengan bupati,” kata kepala SDN Wanakerta II Sulaeman.
Menurutnya, saat ini di sekolahnya terdapat 178 siswa yang bertahan, sebelumnya mencapai 190 siswa. Namun seiring waktu, sebagian mereka memilih pindah sekolah. Siswa yang tersisa kini terbagi dalam 6 rombongan belajar, salah satunya mendapat shift siang karena jumlah ruang kelas yang terbatas. Adapaun jumlah guru di SD tersebut sebanyak 9 orang, termasuk kepala sekolah. Jangankan ruang perpustakaan, toilet saja tidak ada di sekolah ini, namun mereka tetap bertahan. “Kalau guru numpang di rumah penjaga sekolah, kalau siswa mereka biasa numpang ke WC masjid,” ujarnya. (nce/cr5)