Rokok jadi Gaya Hidup Pelajar
NONGKRONG: Sejumlah pelajar nongkorong sambil menghisap rokok.
CIKAMPEK, RAKA – Merokok, sudah jadi kebiasaan masyarakat. Tak hanya orang dewasa, pelajar di tingkat SMP sampai SMA pun sudah menghisapnya.
Merokok seolah sudah jadi gaya hidup. Agar terlihat keren dan gagah, sejumlah pelajar sudah menghisap rokok. Jika dicermati, hampir setiap warung atau tempat tongkorongan, ditemukan kumpulan anak pelajar sambil menghisap rokok.
Bahkan hal itu menjadi rutinitas yang dilakukan oleh kalangan pelajar setiap hendak berangkat, istirahat ataupun pulang sekolah. Seperti yang terlihat di Pendopo Kecamatan Kotabaru, sambil nongkorong, jari mereka menjempit rokok lalu dihisap dengan santainya tidak ada rasa malau ataupun takut. “Habis pulang sekolah, langsung main ke sini sama teman,” ucap salah satu siswa SMP negeri yang ada di Kecamatan Banyusari, yang minta namanya tidak disebutkan, kepada Radar Karawang, Rabu (4/12).
Ia mengaku, tidak merasa takut merokok di tempat umum, bahkan berani depan orang tua. Beda cerita, jika di sekolah, tentu kalau ketahuan pasti dimarahi oleh guru. “Udah bebas ini di rumah juga, jadi tidak jadi masalah,” akunya.
Pelajar lainnya menambahkan, untuk membeli rokok tidak menggunakan uang dari orang tuanya, melainkan uang sendiri. “Soalnya, aku kerja di bengkel om, kalau dikasih upah, uangnya aku beliin rokok,” tuturnya.
Menurutnya, merokok merupakan gaya hidup yang harus dilakukan oleh kalangan pelajar. Karena bisa terlihat lebih keren dan gagah. “Biar keliatan gaul jadi merokok. Kalau enggak diledekin sama teman disangkanya bencong. Sehari aku habis 3 sampai 6 batang,”ungkapnya.
Salah satu siswa SMP lainnya mengaku, jika ketahuan merokok, bisa kena semprot orang tuanya. Namun, karena ingin terlihat gaul, maka dia merokok, dalam satu hari bisa menghabiskan 6 batang rokok. “Biar kelihatan gaul jadi merokok. Untuk belinya pakai uang yang kasih sama orang tua. Di sini, saya gak takut merokok, saolnya tempatnya jauh dari rumah dan sekolah,” paparnya.
Kecanduan rokok juga dialami Rizal, salah satu siswa SMA di Telukjambe. Menurutnya, dia sudah menjadi perokok sejak ia masih duduk di bangku SMP. Awal mulanya karena melihat banyak temannya yang sudah merokok, kemudian ikut-ikutan. Dalam sehari ia hanya menghisap 5 sampai 6 batang rokok. “Ya kalau di rumah gak dibolehin. Kalau lagi kumpul gini aja,” katanya, yang tengah berkumpul sembari menghisap rokok bersama temannya.
Berbeda dengan bocah berinisial D, salah seorang pelajar SMP di Kotabaru. Meski tidak diizinkan oleh orangtuanya, ia mengaku dalam sehari bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Terlebih di malam hari pada saat bekerja di salah satu tempat konveksi di sekitar rumahnya. “Sebungkus ya habis. Apalagi kalau malam minggu. Uangnya dari hasil kerja,” ujarnya.(nce/acu)