KARAWANG, RAKA – Penambahan pasien konfirmasi Covid-19 Kabupaten Karawang terus meningkat tajam dalam empat bulan terakhir. Lonjakan tertinggi terjadi pada November, lebih dari 1000 pasien baru dalam satu bulan. Ironisnya, angka tersebut tak beriringan dengan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Berdasarkan data trend kasus konfirmasi Covid-19 Kabupaten Karawang tahun 2020 dari Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang, lonjakan signifikan terjadi sejak bulan Agustus dengan 160 pasien baru terkonfirmasi Covid-19, bulan inilah pertama kali menembus 100 pasien baru dalam satu bulan. Berikutnya bulan September tercatat 483 pasien baru terkonfirmasi Covid-19.
Grafik ini terus menanjak, pada bulan Oktober tercatat 754 pasien baru terkonfirmasi Covid-19. Adapun bulan ini sampai tanggal 29 November, terdapat 1.261 pasien baru terkonfirmasi Covid-19. Sedangkan lima bulan pertama sejak Maret, grafik pasien baru terkonfirmasi Covid-19 relatif landai, Maret 7 pasien, April 8 pasien, Mei 5 pasien, Juni 17 pasien, dan Juli 62 pasien.
Secara keseluruhan, pasien Covid-19 di Kabupaten Karawang sampai hari Minggu (29/11) pukul 14.30 WIB, berjumlah 2.757 pasien. Sebanyak 2.757 diantaranya telah sembuh dan 103 pasien dinyatakan meninggal dunia. Adapun masih dalam perawatan sebanyak 624 pasien. “Angka naik bukan hanya Karawang, Jawa Barat dan nasional juga,” ungkap Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang dr Fitra Hergiyana kepada Radar Karawang, kemarin.
Fitra mengatakan, lonjakan pasien konfirmasi ini berhubungan dengan tidak disiplinnya masyarakat menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan), sebagai protokol kesehatan dasar untuk mencegah penularan Covid-19. Ia menghimbau masyarakat untuk selalu mencuci tangan dengan air sabun, mengenakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak serta menghindari kerumunan. “Faktor kedisiplinan yang utama, apalagi hari libur orang pada keluar liburan, ini sangat signifikan,” ucapnya.
Ia menyampaikan, Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penambahan pasien konfirmasi yang tak kunjung menurun. Diantaranya dengan menambah jadwal dan titik patroli, serta penguatan satgas sampai ke tingkat desa. Persiapan pelayanan kesehatan juga ditingkatkan dengan menambah alat PCR swab, serta penambahan tenaga kesehatan untuk ditempatkan di dua hotel yang belum lama ini menjadi tempat perawatan pasien konfirmasi. “Kita kerja maksimal, tapi kami harapkan peran serta masyarakat yang utama, dan kesadaran masyarakat,” tuturnya.
Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra mengatakan, salah satu upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 di Karawang, pihaknya sudah menambahkan jumlah giat dan titik operasi yustisi.
“Sudah berjalan peningkatan giat operasi yustisi dari kuantitas (jumlah giat dan titik) serta kualitas (sasaran fokus ke episentrum penyebaran),” kata Rama kepada Radar Karawang.
Selain peningkatan giat operasi yustisi, Polres Karawang juga akan mengoptimalkan Kampung Tangguh dengan menambah 30 titik lagi.
“Dari 32 yang sudah ada, jadi total 62 kampung tangguh,” ujarnya.
Mengantisipasi penyebaran corona dari kluster industri, lanjutnya, dalam waktu dekat pihaknya akan meluncurkan industri tangguh. SOP keluar masuk dan operasional produksi terhadap karyawan sesuai dengan protokol kesehatan ketat dengan pengawas, atau penegak disiplin prokes dari internal perusahaan.
“Industri tangguh ini bisa dijadikan pilot projek untuk industri lain,” ucapnya.
Masih dikatakan Rama, pihaknya juga menggandeng komunitas, tokoh ulama, perkantoran dan pihak-pihak lain untuk membuat dan memasang spanduk imbauan kepada masyarakat, agar menimbulkan kesadaran sehingga patuh terhadap prokes yang diterapkan.
“Sudah mulai kita masifkan banner himbaun ajakan gunakan masker dengan melibatkan tokoh, ulama, kyai,” katanya.
Untuk upaya kuratif 3T, yaitu testing, tracing dan treathment, ia mendorong posko data satgas agar membuat aplikasi untuk mempermudah tim surveilent di lapangan dalam bekerja, serta mempermudah proses input data, analisa dan evaluasi.
“Tentu ditambah dengan hasil kajian tim ahli epidemologi, sehingga output data yang dihasilkan bisa kita jadikan basis untuk melakukan intervensi himbauan, patroli, operasi yustisi, penyemprotan disinfektan dan lain-lain,” pungkasnya. (din/nce)