KARAWANG

SDN Wancimekar 1 Diminta Beri Ganti Rugi

Buntut Salah Seorang Siswa Yatim tak Dapat Beasiswa swa

KARAWANG, RAKA – Salah seorang siswa SDN Wancimekar 1 gagal menerima beasiswa Karawang Cerdas (Kacer) tahun ini. Padahal, dari segi persyaratan sudah memenuhi kriteria dan sudah diajukan kepada pihak sekolah. Kepala SDN Wancimekar 1 Endi mengakui, jika tidak terdaftarnya salah satu siswa korban Covid-19 di sekolahnya, lantaran kesalahan pihak sekolah. “Saya kurang tahu. Yaudah ini kesalahan saya kurang komunikasi. Karena banyak harus diurus. Semoga kedepannya jadi pelajaran dan tidak jadi miskomunikasi,” katanya, saat dikonfirmasi Radar Karawang, Kamis (30/12).

Endi mengatakan, kedepannya jika ada program lagi bisa dibantu dan saling mengingatkan. Ia menyebut siswa yatim Covid-19 yang gagal mendapatkan bantuan beasiswa Kacer di sekolahnya hanya 1 orang. Karena yang satu orang lagi tidak mengumpulkan berkas. Menurutnya, selama ini pihaknya terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua siswa. “Kalau pun kali ini gagal harap maklum, karena manusia tiada yang sempurna. Masih banyak waktu dan kesempatan,dan hal ini gak perlu dibesar-besarkan,” ujarnya, melalui pesan whatsappnya.

Sementara seorang tokoh pemuda di Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru Agus Supriyadi mengatakan, seharusnya pihak sekolah menyambut baik program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah. Karena bantuan tersebut akan sangat bermanfaat bagi siswa atau orang tua murid yang menjadi penerima. Ini harus menjadi pelajaran bagi pihak sekolah agar kedepan bisa lebih serius lagi dalam mengurus urusan program yang sifatnya bantuan untuk siswa. “Kalau dibaca dari cerita awalnya, ini menunjukan kalau pihak sekolah kurang serius membantunnya. Masa sampai gak tahu berkas sudah dibalikan ke sekolah. Jangan-jangan sampai sekarang juga berkasnya hilang,” katanya, kepada Radar Karawang.

Agus yang merupakan Ketua Paguyuban Masyarakat Cariu Bandung (PGMCB) juga mengatakan, pihak sekolah tidak bisa hanya mengakui bahwa itu kesalahannya. Tetapi juga harus bertanggung karena yatim Covid yang seharusnya mendapatkan bantuan, kehilangan kesempatan karena tidak didaftarkan. “Padahal kalau waktu itu berkas dikembalikan kepada keluarganya, saya juga bisa bantu daftarin lewat online,” ucapnya.

Menurutnya, siswa yatim Covid-19 ini berhak menerima bantuan pendidikan yang sudah disediakan oleh pemerintah daerah melalui program beasiswa Kacer, khusus jalur covid. Namun karena tidak terdaftarkan secara online, siswa kemudian tidak mendapatkan haknya. Padahal, lanjut Agus, uang bantuan dari pemda ini akan sangat bermanfaat bagi siswa ataupun orangtua yang menjadi penerima. “Bukan masalah dibesar-besarkan. Tapi saya prihatin dan kasihan saja terhadap anak yatim. Seharusnya kan dapat bantuan, tapi karena ada kesalahan dari sekolah jadi gak dapat bantuan. Berarti kan dirugikan. Makanya solusinya menurut saya, sekolah harus memberi kompensasi kepada siswa bersangkutan,” ungkapnya. (nce)

Related Articles

Back to top button