KARAWANG, RAKA – Di tengah masa pandemi, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Karawang mengalami peningkatan. Hingga Juli ini, Dinas Kesehatan Kabupaten mencatat sudah ada 827 pasien DBD. 9 diantaranya meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh jentik nyamuk tersebut.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Nanik Jodjana mengatakan, tingginya angka pasien positif DBD terjadi karena saat ini sedang perubahan musim. Untuk itu ia mengingatkan kepada semua masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dengan melakukan 3 M yaitu mengubur, menguras dan menutup. “Karena pancaroba. Makanya masyarakat juga harus lebih memperhatikan kesehatan dengan menjaga pola hidup bersih dan melalukan 3M,” katanya, kepada Radar Karawang, Rabu (15/7).
Nanik menuturkan, jumlah angka positif DBD tahun ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Penambahan terbanyak terjadi pada bulan Juni yaitu sebanyak 257 pasien positif DBD. “Angka persisnya tahun kemarin saya lupa. Yang jelas tahun ini lebih tinggi,” ucapnya.
Disinggung tingginya kasus DBD ini karena Dinas Kesehatan terlalu fokus terhadap penanganan covid 19 sehingg abai terhadap penyakit lain, Nanik membatahnya. Menurutnya, selain penanganan penyebaran Covid-19 dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan, pihaknya juga sudah beberapa kali melalukan fogging untuk memberantas nyamuk penyebab DBD. “Tidak seperti itu. Kami juga selalu lakukan fogging. Antisipasi terhadap DBD juga tetap kami pikirkan,” ujar dia.
Menurut Nanik, fogging bukan merupakan solusi untuk terhindar dari DBD. Karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara jentik nyamuk yang sudah dihasilkan oleh nyamuk dewasa tersebut tidak mati. “Jadi solusinya agar masyarakat sering menjadi kebersihan lingkungan. Hindari genangan air,” ujarnya.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, dr. Fitra Hergyana mengatakan DBD menjadi salah satu tantangan terberat tak hanya bagi pemerintah saja, tapi juga beban kesehatan masyarakat yang juga mengancam kesehatan. “Sudah ada 9 orang yang meninggal dunia karena DBD. Ini jadi perhatian juga karena ada peningkatan selama pandemi Covid-19,” ujarnya. (nce)