SMA Kurang Diminati

SEPI: Ruang Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN 1 Rawamerta tampak sepi, kemarin.

KARAWANG, RAKA – Tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK/MA gelombang dua masih berlangsung dan beberapa hari lagi akan usai. Namun masih banyak sekolah sepi peminat, misalnya SMA Negeri 1 Rawamerta.

Wakil Kepala SMA Negeri 1 Rawamerta Bidang Kesiswaan Endang Jauhari mengatakan, yang menjadi faktor anak lebih memilih SMK dibanding SMA, salah satunya mudah melamar pekerjaan. Padahal tidak menutup kemungkinan, banyak siswa lulusan SMA yang bekerja di perusahaan.
“Mayoritas masyarakat itu tuntutannya untuk kerja masuk ke SMK, padahal itu diluar pemikiran dalam arti konteks kan masuk kerja tidak hanya lulusan SMK,” jelasnya kepada Radar Karawang, Minggu (29/6).

Kata dia, meski PPDB dilaksanakan di tengah pandemi corona, tapi tidak menjadi alasan mendasar sepinya penerimaan siswa di SMA Negeri 1 Rawamerta. Karena PPDB tahun sebelumnya pun jumlah siswa yang mendaftar tidak sesuai target kuota yang tersedia.

Untuk tahun ajaran 2020-2021, SMAN 1 Rawamerta menyediakan kuota 324 siswa dengan sembilan rombongan belajar, namun sampai saat ini tidak lebih dari seratus orang yang sudah daftar. Kata Endang, PPDB gelombang satu hanya ada 57 yang daftar. Sedangkan yang lulus verifikasi dan dinyatakan lulus sebanyak 38 siswa.
“Sekarang (gelombang dua) jalur zonasi dan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus),” ujarnya.

Lebih lanjut kata dia, tahun kemarin yang murni daftar di SMAN 1 Rawamerta sekitar 50 orang, kemudian seiring berjalannya waktu sampai ada empat rombel (kelas) karena limpahan dari yang tidak lulus di sekolah lain. Terlebih lagi tahun ini pihaknya mengaku tidak akan mencapai target kuota yang telah disediakan.
“Soalnya banyak (sekolah) swasta jadi banyak yang masuk ke swasta,” pungkasnya.

Hal serupa juga dialami oleh SMAN 2 Klari. Menurut kepala sekolahnya, Unang, kuota PPDB yang tersedia di SMAN 2 Klari sebanyak 7 rombongan belajar atau 252 orang calon peserta didik baru. Namun, jumlah pendaftar masih sedikit. Hal tersebut bukan terjadi di sekolah SMAN 2 Klari saja, namun sekolah-sekolah yang ada di kecamatan lainya juga sama, seperti SMAN 1 Majalaya, SMAN 1 Ciampel yang masih kurang setengah dari kuota yang dibutuhkan, sehingga perlu adanya tambahan batas waktu pelaksanaan PPDB. “Harusnya ada batas tambahan, cuma kita akan bicarakan dulu pada pemerintah terkait solusinya seperti apa, karena kita juga masih kekurangan siswa,” paparnya.

Teddy Gusti, salah satu panitia PPDB SMAN 2 Klari mengungkapkan, sampai pada hari terakhir penutupan, dia masih menunggu peserta didik baru yang ingin mendaftarkan diri. Ia mengaku, dari beberapa zonasi yang sudah ada, belum memenuhi kuota yang sudah ditentukan. “Mulai dari zonasi wilayah sampai jalur prestasi belum terpenuhi,” pungkasnya.

Beda halnya dengan SMA swasta, agar bisa memenuhi kuota mereka melakukan beragam strategi. SMA Korpri Karawang misalnya, di tengah pandemi ini PPDB tetap berjalan secara online maupun ofline. “SMA Korpri yang swasta juga ikut link PPDB Jabar dan ada link PPDB interen,” terang Wakasek Kesiswaan SMA Korpri Karawang Giyanto.

Pendaftaran offline juga dilakukan di lingkungan sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan. Para orang tua atau calon peserta didik yang hendak mendaftarkan diri diwajibkan mengenakan masker. Selain itu juga ada pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki lingkungan sekolah. “Kita pakai itu aturan protokol kesehatan, meskipun memang belum sempurna tapi kami optimalkan,” tambahnya.

Tarya, koordinator PPDB SMPN 1 Kutawaluya mengatakan, sejak dibuka pendaftaran siswa gelombang satu sampai saat ini, tercatat 239 siswa dari 328 siswa baru lulus di SMPN 1 Kutawaluya yang sudah daftar sekolah ke tingkat selanjutnya. Dari jumlah yang daftar tersebut, lanjutnya, kebanyakan memilih melanjutkan ke tingkat SMK yaitu sebanyak 178 dan yang memilih ke SMA sebanyak 61 siswa. “Kita arahkan semua siswa untuk daftar di gelombang pertama ini, biar nanti kalau tidak lolos bisa daftar lagi di gelombang ke dua,” jelasnya.

Kata Tarya, pihak sekolah tidak mengarahkan anak untuk melanjutkan ke tingkat SMA maupun SMK, melainkan hanya menyarankan untuk masuk ke sekolah negeri dibanding swasta, itupun pilihan diserahkan kembali lagi kepada siswa masing-masing, karena pihak sekolah hanya memfasilitasi pendaftaran. “Bisa saja daftar mandiri, cuma supaya lebih mudah di sini kita bantu untuk mendaftarkan siswa yang ingin melanjutkan sekolah,” ujarnya.

Panitian PPDB SMPN 1 Cikampek Imam mengatakan, tahun ini SMPN 1 Cikampek meluluskan sebanyak 440 siswa, tercatat ada 198 siswa lulusan yang mendaftarkan diri ke SMK/SMA melalui pihak sekolah. “Masuk ke SMK 31 sedangkan SMA 33, sisanya daftar secara mandiri masuk ke SMK,” ucapnya, kepada Radar Karawang.

Menurutnya, untuk lulusan tahun ini siswa lebih tertarik melanjutkan pendidikannya ke SMK dibandingkan SMA. Sebab, kebanyakan dari siswa setelah lulus nanti ingin langsung bekerja. “Lebih banyak ke SMK kalau lulusan tahun ini,” ucapnya.

Aprilia Dewi, salah satu lulusan SMPN 1 Cikampek mengaku, lebih tertarik masuk ke sekolah SMK dibandingkan SMA. Sebab, lulusan SMK bisa lebih mudah dalam mencari lapangan pekerjaan, karena sesuai dengan disiplin ilmu jurusan. “Selain itu, lulusan SMK juga bisa melanjutkan kuliah. Bukan hanya mudah mencari kerja aja,” akunya.

Muhammad Ikmal, siswa lulusan SMPN 1 Cikampek mengaku, alasanya masuk ke SMK lebih mudah diterima kerja di perusahaan atau pabrik dibandingkan SMA. “Kebanyakan teman- teman juga masuk SMK jadi pas kerja bisa bareng terus,” pungkasnya. (mra/acu/mal/din)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here