SMKN 1 Batujaya Gelar Kontes Alat Ukur
BATUJAYA, RAKA – Dua bulan kedepan, SMKN 1 Batujaya akan melaksanakan rangkaian agenda Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau (P5). Rangkaian agenda itu sudah dimulai sejak akhir Oktober kemarin.
Projek yang kerap disebut P5 itu merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka.
Satu diantara dari banyak rangakaian agenda P5 yang sudah dilaksanakan di SMK Batujaya 1 yaitu kontes alat ukur. Adapun alat ukur yang dikonteskan seperti mengukur instalasi kabel dan menghitung arus AC dan DC.
“Dua hari yang lalu kita sudah melaksanakan kontes alat ukur yang diikuti oleh semua siswa dari kelas 10 sampai 12,” kata Wakasek Kurikulum SMK Batujaya 1 Septiana Dwi Lestari, Kamis (10/11).
Lebih lanjut Septiana mengatakan, kontes alat ukur itu menjadi salah satu agenda dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Menurut dia, kurikulum merdeka terobosan menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan penelitian (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, yaitu bagaimana untuk menonjolkan dan membentuk karakter siswa.
“Kontes alat ukur ini salah satunya untuk melatih anak-anak dalam menjunjung sportifitas dan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa,” ujar Septiana saat ditanya di SMK 1 Batujaya.
Kontes alat ukur itu juga, lanjutnya, sebagai upaya untuk melatih publik speaking siswa. Karena dengan begitu kedepannya diharapkan para siswa ini sudah siap saat berbaur dengan masyarakat atau di lingkungan perusahaan tempat mereka bekerja.
“Intinya untuk melatih mental dan rasa percaya diri anak,” katanya.
Septiana menambhakan, selain kontes alat ukur, nantinya akan diadakan kontes Bahasa Inggris dan Indonesia, juga fashion show. Tak hanya kontes, seminar dan keturunan pun masuk bagian dari jadwal projek penguatan profil pelajar pancasila.
Pengawas Cabang Pendidikan wilayah IV Jawa Barat Tjetjep Rony Budiman, mengapresiasi sekolah menengah kejuruan yang telah melakukan kreativitas dalam proses pembelajaran. Apalagi dengan adanya kurikulum merdeka ini menjadi paradigma baru yang perlu dimunculkan.
Tjetjep menyebut dengan adanya kontes alat ukur di SMK Batujaya 1 itu dapat menjadikan siswa terbiasa untuk mengkomunikasikan baik ide maupun gagasan. Kemudian melalui kontes itu juga dapat mengolah kemampuan informasi. Menurut Tjetjep, kontes alat ukur yang dilaksanakan di SMK 1 Batujaya merupakan kontes yang tidak biasanya dilakukan di sekolah lain. Pihaknya menyebut, saat ini masih banyak sekolah yang mengadakan kontes dengan bentuk lain. Misalnya kontes dalam bidang jasmani (olahraga).
“Apresiasi buat SMK Negeri Batujaya ini karena sudah melaksanakan kontes di luar dari kebiasaan itu,” imbuhnya.
Tjetjep meminta SMK 1 Batujaya agar supaya terus menggali potensi meskipun lokasi sekolahnya jauh dari kota. Karena kata Tjetjep orang yang berpotensi tidak musti berada atau sekolah di kota.
“Guru-gurunya harus kreatif untuk menggali potensi-potensi masyarakat atau siswa yang ada di Batujaya,” pungkasnya. (mra)