Tahun Baru Direndam Banjir
LANGGANAN BANJIR: Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat setiap tahun selalu kebanjiran. Awal tahun ini, ketinggian air di desa ini bisa mencapai 150 Cm. Masyarakat meminta agar Pemda Karawang mencarikan solusi agar banjir tidak terus berulang.
Tujuh Kecamatan Terdampak
CILAMAYA WETAN, RAKA- Awal tahun 2020 sejumlah wilayah Karawang direndam banjir. Intensitas hujan yang tinggi, membuat sejumlah saluran air meluap dan drainase tak berfungsi dengan baik.
Banjir di awal tahun ini merendam sejumlah desa di tujuh kecamatan yang terendam diantaranya, Desa Pancing, Kecamatan Jatisari, Perumahan BMI Desa Dawuan Barat, Kecamatan Cikampek, Desa Karangligar, Desa Wanajaya, Desa Parungmulya, Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Desa Gembongan, Desa Gempolkolot Kecamatan Banyusari, Desa Cilamaya, Desa Tegalwaru Kecamatan Cilamaya Wetan, Perumahan Regency Purwasari Kecamatan Purwasari, Desa Parakanmulya dan Desa Kamurang Kecamatan Tirtamulya.
Warga RT 03/01, Desa Karangligar Adul (60) yang menjadi salah satu korban banjir menceritakan kampungnya mulai terendam air sejak pukul 4 pagi. Banjir tersebut disebabkan karena debit air di Sungai Citarum yang tinggi, sehingga aliran sungai Cibeet yang menginduk kepada sungai Citarum berbalik arah dan meluap ke pemukiman warga. “jam 4 itu segini (menunjuk lututnya) masih bisa jalan, sekarang masih nambah itu,” ujarnya, Rabu (1/1) sekitar pukul 11 siang.
Warga lainnya Ajay Wijaya (38) yang tinggal di RT 04/01 mengatakan, banjir ini memang kerap terjadi setuiap tahun. Warga setempat pernah mengajukan untuk dibuatkan pintu air di kali Cidawolong dan kali Cikaso untuk mengantisipasi luapan air. Dikatakannya BPBD sudah menjanjikan untuk memprogramkan pembangunan 2 pintu air tersebut namun sampai saat ini belum terealisasikan. “Sampai hari ini gak ada solusi,” keluhnya.
Berdasarkan informasi dari Pemerintahan Desa Karangligar, sampai pukul 14:00 kemarin terdapaat 5 RT yang terendam banjir. 2 RT di Dusun Kampek yakni RT 05/02 dan RT 07/02 dengan ketingian air antara 30-60 Cm. Sedangkan di Dusun Pangasinan terdapat 3 RT yang terendam yaknni RT 01/01 ketinggian air 25-50 Cm, RT 02/01 ketinggian air 60-100 Cm, dan RT 03/01 ketinggian air 100-150 Cm.
Dari 5 Rt tersebut sebanyak 212 rumah terendam dan 285 KK menjadi korban. Diperkirakan air membanjiri sekitar 50 hektare wilayah di 2 dusun tersebut, diantaranya adalah lahan sawah produktif dengan luas mencapai 11 hektare. “Yang sedang produktif tuh 8 hektar sebelah sini, sedangkan sebelah sini ada 2 setengah atau 3 hektare yang mau panen,” terang Darmo selaku Kepala Dusun Pangasinan.
Derita banjir juga dirasakan warga Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan. Tokoh masyarakat Desa Tegalwaru Aruji Atmaja mengatakan, musibah banjir yang melanda Dusun Cipancuh di sebabkan oleh derasnya kiriman air dari Barugbug melalui saluran pembuangan Kali Cilamaya yang mengalir ke Kalen Putat dan Cariu. “Volume air yang terlalu besar kiriman dari Barugbug membuat Dusun Cipancuh terendam banjir. Selain itu, Perumahan Permata Permai juga ikut terendam,” ucapnya.
Sejak adanya musibah tersebut, ia bersama pihak desa terus keliling memantau keadaan warganya. Adapun kebutuhan warga saat ini yaitu air bersih, makanan siap saji, sembako dan obat-obatan. “Khususnya obat gatal, saya harap segera di distribusikan,” harapnya.
Di tambah, pohon besar jenis albasia di samping ujung jembatan ikut roboh, tepatnya di ujung jembatan kali Cilamaya yang menghubungkan ke Kabupaten Subang memerlukan perbaikan. “Sebelumnya Pemdes Tegalwaru sudah mengusulkan dari dulu ke pemda supaya ada perbaikan, sekarang runtuh, tidak menutup kemungkinan kalau terus dibiarkan jembatan juga akan runtuh,” katanya.
Sementara menurut Kasie Trantib Kecamatan Cilamaya Wetan Totong Dadang mengatakan, kondisi bendung Barugbug pukul 02.00 dini hari TMA 33.70 MDPL (6,7 m), debit buangan air ke sungai Cilamaya 303,70 M3 perdetik dengan status sebelumnya awas. Akibatnya, luapan sungai Cilamaya, mulai dirasakan warga Cipancuh Desa Tegalwaru, karena air mulai masuk sejak dini hari ke pemukiman warga. Namun demikian, menjelang siang, debit air dikabarkan surut. Untuk itu, ia berharap, pemerintah desa yang dilintasi sungai Cilamaya agar selalu waspada jika sesekali terjadi luapan, utamanya di Desa Tegalwaru, Mekarmaya, Cilamaya dan Muara. “Sudah berangsur surut, Rabu siang, tapi tetap waspada,” imbuhnya.
Satgas BPBD Cilamaya Wetan Aan Karyanto, menginformasikan, Rabu (01/01) sekitar pukul 07.00 terjadi banjir di Desa Tegalwaru akibat hujan dengan intensitas sedang dan luapan kali Cilamaya yang masuk lewat sodetan yanv berada di desa Tegalwaru. Kecamatan Cilamaya Wetan. dan masuk ke pemukiman warga dengan ketinggian muka air 30 Cm sampai 50 Cm. Area pesawahan yg terendam 40 Hktr. “Korban mengungsi di rumah tetangga yang masih aman dari genangan air,” ucapnya. (rok/cr5)