RAPAT PEMBELAJARAN DARING: Sejumlah orang tua siswa kelas 1 SDN Karyasari I, Kecamatan Rengasdengklok, mengikuti rapat komite yang membahas pembelajaran daring, Senin (13/7).
KARAWANG, RAKA – Tahun ajaran baru dimulai. Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, budaya rebutan bangku dengan datang lebih pagi tidak terlihat pada hari pertama sekolah. Karena sampai saat ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga (Disdikpora) Kabupaten Karawang belum mengizinkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kepala Disdikpora Kabupaten Karawang Asep Junaedi mengatakan, proses kegiatan belajar mengajar masih dilakukan melalui sistem online. Pihaknya juga telah melarang semua SD dan SMP negeri ataupun swasta untuk melaksanakan KBM di sekolah.
Jika masih ada SD atau SMP yang memaksakan untuk melaksanakan KBM di sekolah, ia akan memberikan sanksi berupa peneguran.
“Sampai sekarang masih melalui online. Kalau ada yang di sekolah pasti kami tegur. Termasuk swasta. Karena kondisinya masih rawan. Kalau ada apa-apa nanti siapa yang bertanggung jawab,” katanya kepada Radar Karawang, Senin (13/7).
Dikatakan Asep, pembelajaran melalui sistem online bagi siswa kelas 1 SD diakuinya memang tidak akan efektif. Untuk itu, peserta didik kelas 1 mengikuti pembelajaran melalui tatap muka.
“Memang tidak bakal efektif kalau untuk kelas 1, makanya kita buat belajar luar jaringan,” ujarnya.
Asep menuturkan, konsep belajar untuk kelas satu SD akan dibuat kelompok belajar sebanyak 5 orang berdasarkan kedekatan jarak rumah siswa. Kemudian para guru akan langsung mendatangi kelompok belajar tersebut, dan memberikan pelajaran secara tatap muka.
“Karena kalau kelas satu harus langsung tatap muka dengan guru. Perlu ada pengenalan huruf dan lain-lain,” tuturnya.
Lebih jauh Asep mengatakan, kegiatan belajar mengajar melalui kelompok belajar dengan langsung tatap muka ini tidak akan bisa dilakukan setiap hari. Karena dengan dibuatkannya kelompok, satu kelas itu akan terbagi menjadi 6 sampai 7 kelompok.
“Paling seminggu sekali kemudian diberikan penugasan. Karena kan guru harus mengajar di kelompok berikutnya,” ucapnya.
Sedangkan untuk kelas dua dan kelas-kelas lain, lanjut dia, tetap akan dilaksanakan pembelajaran melalui sistem online. Namun sebelumnya, pihak sekolah akan menginventarisir terlebih dahulu siswa yang orangtuanya tidak memiliki smartphone.
“Bagi yang tidak memiliki android juga akan dibentuk kelompok. Biar bisa belajar bersama dengan siswa yang punya android,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, meski pembelajaran dilaksanakan melalui sistem online, pihaknya belum bisa mengalokasikan anggaran untuk pembelian pulsa bagi para guru.
“Dana bos tidak bisa LPJ nya kalau untuk pulsa. Paling nanti kita sediakan wifi di sekolah agar guru bisa mengajar menggunakan fasilitas wifi di sekolah,” pungkasnya.
Korwilcambidik Sekolah Dasar Kecamatan Klari Ali Suhali mengatakan, Pemerintah Kabupaten Karawang masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru dan siswa lainnya. “Bisa dilihat setiap sekolahan pasti sepi karena PJJ masih diberlakukan, khususnya di tingkat sekolah dasar,” ucapnya.
Ia menambahkan, meskin begitu, pihak guru sekolah dasar tengah melakukan rapat dengan para orang tua, yaitu pembahasan terkait mekanisme belajar melalui online, berdasarkan instruksi dari pemerintah kabupaten, setiap sekolah harus membentuk tim atau kelompok kerja untuk memudahkan metode belajar. “Misalkan seluruh siswa kita lakukan pembelajar via online, nah nanti tugas tersebut akan diambil langsung oleh guru yang memang bertanggung jawab pada setiap kelompok yang sudah dibentuk. Itu salah satu usulan kita, nantinya akan disampaikan kepada orang tua siswa,” tambahnya.
Ia mengaku, meski nantinya ditemukan siswa yang tidak memiliki smartphone, para guru akan memberikan tugas secara langsung sekaligus pada pengambilan tugas. “Pokoknya pas pengambilan tugas, bagi siswa yang belum punya smartphone ya kita berikan langsung, jadi tidak ada yang sulit, tinggal bagaimana kita lakukan hal iti dengan sungguh-sungguh,” akunya.
Meski siswa baru melakukan aktivitas belajar di rumah, dia berharap para siswa tetap semangat belajar dan meminta kepada orang tua untuk tetap membimbing dan mengarahkan saat proses pembelajaran. “Kita doakan saja bersama-sama, mudah-mudahan aktivitas sekolah bisa seperti biasa lagi, dan virus corona bisa hilang di muka bumi ini,” pungkasnya
Kepala SDN Pucung III Iwa Hirana mengatakan, saat pertama masuk sekolah tidak ada anak-anak kelas I beraktivitas di sekolah.
Itu karena kondisinya belum memungkinkan. “Soalnya surat edarannya pun langsung dari provinsi, sehingga tidak aktivitas untuk anak kelas I di sekolah,” terangnya.
Masih dikatakannya, saat awal masuk pertama sekolah, pihaknya hanya mengundang orang tua siswa baru untuk mensosialisasikan belajar di rumah, dan pembelajaran jarak jauh. “Selain itu menyusun jadwal pembelajaran online. Bisa melalu WhastApp, Facebook Lite atau aplikasi Zoom,” Tuturnya.
Ia menerangkan, untuk metode pembelajaran sudah dibahas para wali kelas satu dan orang tua siswa baru. “Kita pisahkan dulu yang punya handphone dan yang tidak. Bagi yang tidak punya handphone, nanti kita bentuk kelompok untuk kegiatan pembelajaran. Dan pihak sekolah atau guru akan langsung datang ke rumahnya. Jadi kita menjemput bola, untuk menghindari kerumuhan di masa pandemi virus corona ini,” pungkasnya.
Kepala SDN Karyasari I Rida Ratna Purwanti mengatakan, pembelajaran daring untuk siswa baru sudah disosialisasikan kepada orang tua siswa melalui rapat komite bersama guru dan wali murid. Selain itu, pihaknya sudah mendata orang tua siswa yang memiliki fasilitas smartphone untuk pembelajaran daring, dan sudah memberikan jadwal pembelajaran selama PJJ.
“Yang punya handphone bisa menggunakannya saat menyerahkan tugas bisa difoto atau bisa dikirim (chat), kalau yang tidak punya handphone berarti orang tua murid mengambil tugas ke sekolah secara berkala,” jelasnya.
Ia melanjutkan, pembelajaran daring ini butuh kerjasama antara orang tua siswa dan guru sehingga dapat berjalan dengan baik. Pihaknya mengaku sudah menyarankan kepada guru supaya membuat metode pembelajaran dan materi pembelajarannya diracik sedemikian rupa, agar anak dapat mengikuti proses kegiatan belajar di rumah.
“Kepala sekolah dan guru akan meracik media pembelajaran, metodenya, materinya agar anak bisa mengikuti pembelajaran di rumah,” katanya.
Selain siswa baru tetap melanjutkan proses pembelajaran melalui daring, walaupun berdasarkan pengalaman kemarin dinilai ribet karena belum disosialisasikan. Meski demikian kata Rida, dari pembelajaran daring ini ada hikmah yang dapat diambil, yaitu selain pembelajaran siswa dipantau oleh guru, tapi saat ini orang tua juga mau tidak mau harus memantau pembelajaran anak.
“Kalau menurut saya ini suatu hikmah, jadi kinerja sekolah dibantu kerjasama dengan orang tua murid,” ujarnya.
Selain para guru harus meracik metode dan materi sesederhana mungkin, pihak sekolah juga tidak lepas untuk memerhatikan kondisi ekonomi orang tua siswa, psikologi peserta didik dan itu tetap menjadi perhatian sekolah.
“Kemudian ketika pembelajaran berlangsung guru juga tetap memantau, hasilnya harus diperiksa dan data-datanya dikumpulkan, teknis belajar harus ada datanya, hasil belajar (juga) harus ada datanya,” kata Rida
.
Komite SDN Karyasari I Nanang Bakri mengatakan, orang tua siswa baru mayoritas memiliki smartphone, hanya saja kemungkinan gagap teknologi. “Tapi pihak sekolah juga akan memberikan tugas atau materi sesuai kemampuan siswa,” tuturnya. (nce/mal/acu/mra)