Terminal Klari Ditutup, Masyarakat Diminta Patuhi Larangan Mudik
BAKAL DITUTUP: Jelang lebaran, aktivitas angkutan di Terminal Klari akan ditutup sementara.
KARAWANG, RAKA- Terminal Klari tidak akan beroperasi melayani penumpang pada 6 sampai 17 Mei 2021. Hal tersebut dilakukan berkaitan dengan larangan mudik yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Karawang Ade Safrudin mengatakan, pihaknya akan menutup sementara operasional layanan bus angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Klari. “Penghentian layanan di Terminal Klari ini mengacu kepada Surat Edaran Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang peniadaan mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 H dan upaya pengendalian penyebaran covid-19 selama bulan suci Ramadhan,” ucapnya, Kamis (29/4) kepada wartawan.
Meski tidak beroperasi, petugas Dishub dan Dinas Kesehatan akan siaga di pos Terminal Klari. “Jika ada warga yang memaksakan diri untuk mudik dan tidak mematuhi protokol kesehatan. Maka akan dilakukan tes rapid antigen dan kendaraannya diputar balik,” paparnya.
Dijelaskan juga, pihaknya sudah mengedarkan surat kepada semua agen bus di luar Terminal Klari agar tidak melayani penjualan tiket untuk pemberangkatan 6 hingga 17 Mei 2021. “Ada beberapa agen bus seperti di Bunderan Karawang Barat, Bunderan Perumnas, dan Jalan Niaga. Biasanya, bus diberangkatkan dari lokasi agen tersebut,” katanya.
Menurut Ade, pihak Dishub terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar patuh terhadap larangan mudik Lebaran Tahun 2021. Sebab, larangan ini untuk kepentingan bersama karena pandemi Covid-19 hingga kini masib belum selesai.
Sebelumnya, Lukman Harun, pengelola agen bus Handoyo dan Pahala Kencana menuturkan, larangan mudik yang telah diterapkan oleh pemerintah tidak menyurutkan antusias masyarakat. Hal ini terbukti dari masih banyak masyarakat yang bertanya kepada pihak agen bus. Dalam sehari terdapat lebih dari 20 orang yang telah bertanya. Pertanyaan yang sering di peroleh yakni harga bus dan persyaratan darih pihak agen. “Sekarang udah banyak yang tanya-tanya ke saya,” ujarnya, baru-baru ini.
Selama ini, lanjutnya, bus menerapkan protokol kesehatan, kursi pun hanya ada 21 bangku. “Protokol kesehatan juga sangat ketat,” pungkasnya. (asy/cr6)