KARAWANG, RAKA – Untuk memastikan Kabupaten Karawang dipimpin oleh orang yang sehat jiwa dan raga, maka diperlukan tes kesehatan secara menyeluruh. Diantaranya tes narkoba.
Menurut Pendiiri Home Recovery Cikampek Yeri Pergata, tes narkoba bagi calon bupati dan wakil bupati Karawang sangat perlu dilakukan. Hal tersebut untuk membuktikan apakah para calon tersebut bebas dari zat adiktif atau tidak. “Selanjutnya hasil tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan berdasarkan peraturan pencalonan kepala daerah yang berlaku,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia melanjutkan, saat ini masyarakat sudah tidak bisa lagu berpura-pura tutup mata terhadap berbagai kasus penangkapan para pengguna napza. Menurutnya pengguna napza bukan kriminal melainkan korban yang semestinya mendapat rehabilitasi. Namun dengan berbagai alasan mereka tetap dijebloskan ke penjara. “Hanya ada beberapa yang dirujuk ke rehabilitasi dan itu juga kalangan artis, untuk kalangan masyarakat biasa selalu dijadikannya ATM berjalan oleh beberapa oknum pihak aparat penegak hukum,” tuturnya.
Jika para kontestan pilkada Karawang ini melakukan tes narkoba, baginya ini adalah momentum dan bentuk sebuah kampanye memerangi stigma negatif terhadap pengguna napza. Akan sangat menarik mengatahui apa yang akan terjadi jika para calon tersebut positif narkoba. Dengan status tersebut, apakah mereka akan mendapatkan rehabilitasi atau dipenjarakan, atau sebaliknya menempatkan sebuah bentuk dukungan terutama dari kalangan populasi kunci para korban pengguna napza beserta keluarganya. “Untuk memberikan bukti bahwasannya para korban pengguna napza, masih memiliki harapan dan masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
Menurutnya saat ini masih melekat stigma negatif di masyarakat terhadap para pengguna napza. Kaitannya dengan pilkada ini penggunaan napza akan berpengaruh terhadap kepemimpinan, dan pada akhirnya yang bersangkutan dianggap tidak layak menjdi kepala daerah. Sejauh ini belum ada yang mengadvokasi bentuk diskriminasi sampai sejauh itu, sebab memang butuh advokasi yang komprehensif dan berkesinambungan. “Kalau saya pengguna napza tapi saya mau membuktikan kalau para pengguna napza masih bisa berkontribusi untuk daerah dan negara,” lugasnya.
Selain tes narkoba, Yeri juga memandang perlu dilakukan tes HIV bagi para calon kepala daerah. Sebab jika terpilih menjadi bupati, berarti terpilih juga menjadi ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Karawang. Jika mereka melakukan tes sedini mungkin, hal ini menjadi sebuah kampanye agar masyarakat tidak takut melakukan tes HIV. Sebagai kepala daerah sekaligus ketua KPAD, memang tugas mereka untuk memupus stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan para pengguna napza.
Masih dikatakannya, stigma dan diskriminasi menjadi hukuman sosial oleh masyarakat terhadap orang dengan HIV-AIDS dengan bermacam-macam bentuknya. Tindakan stigma dan diskriminasi tersebut akan berdampak pada masyarakat itu sendiri, sehingga membuat orang enggan untuk melakukan tes HIV, enggan mengetahui hasil tes. Lebih dari itu, adapula yang mengetahui hasil positif HIV, namun mereka tidak berusaha untuk memperoleh perawatan yang semestinya malah cenderung menyembunyikan statusnya.
Kondisi ini akan memperburuk keadaan, menjadi masalah yang tadinya dapat dikendalikan akan tetapi menjadi semacam “hukuman mati” bagi para pengidapnya. Tentunya juga membuat kasus HIV ini makin meluas penyebarannya secara terselubung.
Stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV-AIDS merupakan tantangan yang apabila tidak teratasi, potensial menjadi penghambat dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS. “Saya sendiri ingin dapat bertemu langsung dengan para calon, ada loh salah satu wadah atau organisasi di Karawang yang bergerak dalam bidang napza dan HIV tanpa pamrih, kita bisa bahas tentang diskriminasi yang saya bicarakan tadi,” pungkasnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karawang Miftah Farid mengatakan, untuk semua pasangan calon akan dilakukan tes narkoba, untuk memastikan bahwa para paslon bebas dari narkoba.
“Tes narkoba untuk paslon pasti ada. Karena itu sudah termasuk dalam rangkaian tahapan. Bukan hanya tes narkoba tetapi tes kesehatan secara keseluruhan,” ujarnya. (din/nce)