Warga Karawang Positif Omicron

Tertular di Arab, Dirawat di Jakarta

KARAWANG, RAKA – Satu orang pekerja migran asal Karawang yang bekerja di Arab Saudi terpapar Covid-19 varian omicron. Saat ini, perempuan berusia 30 tahun itu masih menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Jakarta. Juru Bicara Satuan Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana mengatakan, seorang warga Karawang yang terpapar varian omicron ini merupakan pekerja migran Indonesia, yang bekerja di Arab Saudi. Kasus ditemukannya positif omicron terhadap perempuan berusia 30 tahun ini tidak terjadi di Karawang. Melainkan sepulang dari Arab Saudi. “Yang terpapar seorang pekerja migran. Jadi kasusnya bukan ditemukan di Karawang,” ujar Fitra kepada Radar Karawang, Senin (10/1).

Sesampainya di Indonesia, kata Fitra, perempuan asal Karawang tersebut kemudian langsung di test lab dan isolasi di Jakarta. Dari hasil tes itu diketahui bahwa orang tersebut positif Omicron. “Yang bersangkutan belum sempat pulang ke Karawang. Karena langsung dikarantina. Jadi belum ada kontak dengan keluarganya,” jelas Fitra.

Oleh karena itu, Fitra meminta warga Karawang untuk tidak panik, namun tetap waspada dengan menjaga protokol kesehatan. “Sekali lagi, kasusnya bukan di Karawang, hanya warga Karawang yang baru pulang dari Arab terpapar omicron,” tegasnya.
Fitra juga menambahkan, berdasarkan data dari Satgas Covid-19 pada Minggu 9 Januari 2022 hingga pukul 24.00 WIB, saat ini terdapat dua warga positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan satu orang menjalani isolasi mandiri di rumah. “Kami berpesan kepada masyarakat untuk tetap gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi keramaian, dan mengurangi mobilitas. Dan kami harap agar masyarakat yang belum divaksin untuk segera vaksin,” pungkasnya.

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memprediksi, kasus Omicron justru bakal terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan, bahkan di seluruh Indonesia. “Ini baru awal, masih sangat awal. Dan ingat Indonesia memang berpola seperti ini, yang lambat,” ucap Dicky

Menurut dia, Covid-19 di Indonesia memang terdeteksi cukup lambat karena sistem yang terbatas. Selain itu, Indonesia saat ini dirasa sudah memiliki tingkat imunitas yang cukup tinggi. Vaksinasi dosis satu telah mencapai 170,53 juta dan vaksin dosis 2 sebanyak 116,99 juta. “Selain sistem deteksi kita terbatas karena memang saat ini sudah memiliki imunitas kita juga negara yang bersekat kepulauan sehingga akan ada variasi,” jelasnya.

Peneliti Global Health Security ini menyebutkan peningkatan pandemi saat ini mayoritas memang dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Apalagi usai periode libur Natal dan Tahun Baru 2022. “Kalau yang ini sebetulnya lebih karena imbas dari adanya varian baru terutama yang PPLN sebelum pengetatan,” tutur Dicky.(nce/jp)