KARAWANG, RAKA – Salah satu upaya untuk mengurangi kasus kekerasan pada anak dan perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) membuat program Sekolah Sahabat Anak (SSA)
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak (P2KPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Hesti Rahayu memaparkan, salah satu upaya mengurangi kasus kekerasan pada anak dan perempuan dengan mengadakan program SSA. Program ini telah berjalan sejak akhir tahun 2022 lalu. Ia menyebutkan program tersebut telah bekerjasama dengan sekolah yang terdapat di Kabupaten Karawang. Sistem program ini berupa sosialisasi ke terhadap guru dan perangkat sekolah. “Merupakan program kerjasama kami dengan pihak sekolah (guru dan perangkat sekolah) dalam sosialisasi serta kegiatan-kegiatan dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak. Program tersebut sudah dimulai dari akhir tahun 2022 kemarin. Kita sudah melakukan program sosialisasi kepada sekolah-sekolah,” ujarnya, Senin (6/2).
Diteruskannya, ada sebanyak 90 sekolah mulai dari PAUD hingga SMA telah bergabung. Hingga sekarang pihak sekolah memberikan respon yang positif terkait program tersebut. Ia memaparkan, pencegahan kekerasan pada anak dapat dimulai dari lingkup sekolah terlebih dahulu. “Saat ini sudah ada sebanyak 90 sekolah yang bergabung dalam program tersebut. Mulai dari tingkat PAUD sampai dengan tingkat SMA/SMK/MA. Respons dari pihak sekolah, baik dan positif,” tambahnya.
Dinas DP3A, lanjut Hesti memiliki target zero violence untuk kasus kekerasan pada anak dan perempuan. Ia mengaku belum ditentukan batas waktu pencapaian target. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan mengakui jika kerjasama dengan lintas sektor pun belum berjalan secara maksimal. “Untuk target zero violence belum ditentukan,karena ini program baru berjalan. Nanti diperjalanan setelah ada evaluasi ,baru kita bisa menentukan target tahun berapa bisa dicapainya,” tutupnya. (nad)
