Uncategorized

Mengabdi di Pelosok Telukjambe

CERIA: Para relawan Taman Baca Pelosok Bumi (TBPB) tampak ceria meski mereka berbagi ilmu dengan anak-anak di Kampung Cilele, Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, tanpa pamrih.

Relawan Taman Baca Pelosok Bumi Berbagi Ilmu

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Genap satu tahun para relawan Taman Baca Pelosok Bumi (TBPB) mengabdi untuk anak-anak di Kampung Cilele, Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat. Selama itulah mereka berbagi ilmu, berbagi kebahagiaan, dan tentunya mengikat persaudaraan sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampung yang berada di tengah kawasan hutan Kutatandingan pada Januari 2019 lalu.

Salah satu perintis TBPB, Devi Ratnasari (23) bercerita awal berdirinya komunitas ini memang sengaja untuk berbagi ilmu kepada anak-anak di pelosok, sesuai dengan namanya. Ada empat orang perintis diantaranya Anin, Niar, Novi dan dirinya sendiri yang saat itu bertugas mencari informasi tentang kampung pelosok di Karawang. Kampung Cilele ini akhirnya menjadi pilihan, karena lokasinya yang berada di tengah hutan dan tidak teraliri listrik namun sudah terdapat dua lembaga pendidikan, yakni kelas jauh SDN Wanajaya III, dan PKBM Bunga Bangsa.

Niat awal mereka adalah mendirikan taman baca bagi siswa-siswi di kampung itu. Beruntung terdapat satu ruangan yang bisa mereka gunakan sebagai taman baca. Koleksi buku mereka lebih mengedapankan buku-buku cerita untuk siswa SD, dan buku-buku keterampilan untuk siswa PKBM yang merupakan donasi dari berbagai pihak. Namun melihat kondisi sekolah yang hanya memiliki satu guru, padahal semangat belajar anak-anak begitu tinggi, hati mereka tersentuh untuk ikut serta mengajar. Meski hanya dua akhir pekan setiap bulannya, tapi itu cukup ampuh menjadi semangat baru bagi anak-anak Kampung Cilele. “Kita biasanya ke sini di minggu pertama sama minggu ketiga setiap bulan, jadi anak-anak tuh dibagi kelompok, nah masing-masing punya wali dari relawan, kita juga sering bermain sama mereka,” tuturnya.

Meski baru seumur jagung, komunitas dengan akun instagram @tamanbacapelosokbumi ini sudah memiliki 45 relawan tetap dari berbagai kota seperti Bekasi, Jakarta dan tentu saja Karawang. Melaui akun sosial media itulah mereka juga rutin membuka donasi untuk memberi kesempatan para dermawan di luaran sana, untuk turut berbagi baik itu buku bacaan, alat tulis, seragam sekolah bahkan juga untuk keperluan sanitasi. “Kita juga sering kolaborasi dengan komunitas lain, Alhamdulillah pak Oman (guru kelas jauh SDN Wanajaya III) sudah percaya sama kita. Jadi kalau ada komunitas lain yang mau bergabung diserahin ke kita” terangnya.

Salah satu relawan TBPB Wahyu Permana (19) mengaku ketertarikannya bergabung karena memang sejak awal punya perhatian dalam dunia pendidikan, terlebih TBPB ini bergerak di pelosok yang tetunya membutukan tenaga pengajar yang banyak. Dari TBPB ini dia merasa lebih banyak menerima manfaat daripada memberi. Niat dan ketulusan para relawan yang datang jauh dari luar kota, adalah pelajaran berharga dan pematik semangat untuk tetap bisa berbagi. “Jangan putus asa untuk mengejar mimpi, dengan keterbatasan yang ada tetap semangat jalani hidup apa adanya,” harapnya untuk anak-anak Cilele.

Relawan lainnya Asih Raharjo (25) yang tinggal di Cikarang tertarik bergabung karena ingin mencari pengalaman baru di luar kota. Sebab selama ini dia aktif berkegiatan sosial tak jauh dari tempat tinggalnya. Kesan pertama yang dia dapat adalah sangat bersemangat untuk bisa berbagi dengan anak-anak yang menurutnya sangat butuh dukungan dari relawan. Sama halnya dengan Wahyu, bertemu relawan lain dari luar daerah yang punya pengalaman luar biasa baginya sangat memberi inspirasi. “Selama kita menjalankan dengan ikhlas kita dapat pahala dong, selain itu juga nambah saudara dan nambah teman,” kesannya.

Oman, satu-satunya guru di dua lembaga pendidikan tersebut sangat bersyukur dengan kehadiran relawan TBPB di Kampung Cilele, yang memberi wawasan baru dan semangat belajar yang lebih untuk anak didiknya. Baginya hal ini anugerah dari Tuhan yang tanpa proposal apapun mereka datang dengan sendirinya. Diakuinya anak-anak terkadang jenuh saban hari belajar bersamanya, namu saat tiba jadwalnya kakak-kakak relawan mereka sangat semangat sekali. “Alhamdulillah tapi dari pihak sekolah tidak bisa memberi apa-apa, hanya ucapan terima kasih, jadi bapak sangat terbantu,” ujarnya.

Pada ulang tahunnya yang pertama ini, TBPB berharap semua relawan yang ada tetap setia untuk berkontribusi. Tanpa ketulusan hati mereka yang rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran TBPB bukanlah apa-apa, dan program pengajaran tidaak akan berjalan. Mereka juga berharap anak-anak di Cilele mendapat pendidikan yang setara sebagaimana anak-anak di sekolah lainnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button