GERBANG SEKOLAH

Monopoli Kognitif, Belajar Menyenangkan

KARAWANG, RAKA – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan ruang ekspresi yang dapat membantu proses perkembangan anak lebih optimal. Melalui berbagai kegiatan, maka perkembangan anak dapat dicapai dengan optimal. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberikan stimulasi pada anak melalui kegiatan yang menyenangkan. Tetapi, kegiatan belajar dari rumah yang sebelumnya diterapkan karena Covid-19, memberikan berbagai akibat salah satunya dalam kemampuan berhitung anak. Hal ini pun dirasakan oleh Kepala Sekolah di TK Az Zahra 2 Uwar Wartini. Dia menyebut, banyak anak yang sulit untuk mengikuti kegiatan belajar saat kegiatan belajar di sekolah dilakukan secara terbatas. “Masih banyak anak yang kemampuan berhitungnya rendah,” ujarnya.

Sementara itu, Nancy, dosen Unsika mengatakan, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak, yaitu melalui media yang sesuai lingkup perkembangan anak, mudah dipakai, mudah dibuat, aman bagi anak, dan pastinya menarik. “Salah satu media yang bisa digunakan adalah monopoli kognitif. Media ini berupa papan gambar dengan tulisan dan angka serta gambar yang berwarna-warni,” ungkapnya.

Nancy menjelaskan, monopoli kognitif adalah permainan yang sejenis dengan monopoli pada umumnya, monopoli kognitif juga menggunakan dadu dan bidak di dalamnya. “Beda monopoli kognitif dengan monopoli biasa adalah petak-petak yang tersedia pada monopoli, gambar-gambar yang berada di dalamnya disesuaikan dengan perkembangan anak, terdapat angka dan tulisan di petaknya yang bisa menstimulasi anak dalam mengenal angka dan huruf,” jelasnya.

Nancy menuturkan, selain pertanyaan yang disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak, seperti nama-nama angka, mengenal penjumlahan, mengenal pengurangan membedakan bilangan, mengelompokan gambar, membedakan banyak sedikit mengenal benda di sekitarnya, mengenal nama hewan, mengenal nama buah-buahan dan lain-lain. “Melalui media pembelajaran monopoli kognitif, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Pasalnya media monopoli kognitif ini juga bisa dibuat sederhana oleh orang tua dan dimainkan bersama anak,” tuturnya.

Di waktu yang bersamaan, Nancy dan Feronica sebagai penggagas media pembelajaran monopoli kognitif mengatakan, melalui media pembelajaran monopoli kognitif ini bukan hanya dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak, tetapi perkembangan sosial emosional, motorik, dan bahasa pada anak. Kegiatan belajar melalui bermain dengan media monopoli kognitif ini sangat mudah. Sebelum dimulai, ditentukan jumlah pemain sebanyak 2 – 4 orang. “Dalam bermain monopoli kognitif harus ada pendamping yang menjelaskan dan mengatur jalannya bermain, pendamping permainan berhak menentukan kartu monotif yang akan digunakan sesuai dengan pencapaian perkembangan yang dimiliki anak,” pungkasnya. (cr8)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button