Muara Tangkolak Dangkal

DIDORONG : Nelayan Tangkolak terpaksa harus mendorong perahunya untuk bersandar. Hal itu dilakukan karena adanya pendangkalan di wilayah muara pantai.
Nelayan Kesulintan Sandarkan Perahu
CILAMAYA WETAN, RAKA – Dangkalnya muara Tangkolak Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan dinilai merepotkan para nelayan. Karena sebelum ataupun setelah melaut, para nelayan terpaksa harus mendorong perahunya secara manual hingga bisa bersandar ke dermaga.
Berdasarkan pantauan Radar Karawang, para nelayan harus mematikan mesin perahu mereka akibat pendangkalan atau lumpur yang terlalu tinggi. Jika tidak, kipas perahu mereka sendiri yang akan menjadi korban, karena bergesekan lumpur dan terlilit sampah.
Bahkan, karena lumpur yang begitu tinggi, sekitar 300 meter dari muara, kondisi air laut hanya berada di bawah lutut anak-anak. Dapat dipastikan, ketika perahu hendak melaut, lambung perahu akan bergesekan hingga ke dasar lumpur. Terlebih saat kondisi laut sedang surut.
Dikatakan ketua RW Tangkolak Tabirin, setiap kali nelayan hendak melaut, mereka harus turun untuk mendorong perahunya hingga ke tengah. Begitu pun saat pulang melaut, para nelayan akan melakukan hal yang sama sampai perahunya bersandar di dermaga. “Terpaksa dorong dulu, percuma mesin dihidupkan juga, soalnya kipasnya nyampe ke dasar,” katanya.
Menurutnya, kondisi ini sudah lama berlangsung dan dilakukan oleh para nelayan. Padahal, hampir semua masyarakat Tangkolak bergantung hidup sebagai nelayan. Alangkah lebih baik jika pendangkalan ini segera diakhiri dengan normalisasi. “Harusnya ada normalisasi ini mah,” pintanya.
Salahsatu pengunjung Pantai Tangkolak Ninda Wardatul Rodiah mengatakan, kasian para nelayan jika harus mendorong perahunya hingga ke tengah, terlebih ketika mau pulang dengan barang bawaan serta tangkapan ikan mereka. “Kalau pulangnya kasihan, apalagi kalau bawa ikan hasil tangkapan,” katanya. (rok)