MUI Minta Muslim Purwakarta Jangan Terprovokasi
KH Jhon Dien
PURWAKARTA, RAKA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, meminta umat muslim Purwakarta tidak terprovokasi terkait aksi perusakan musala di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), beberapa waktu lalu.
Ketua MUI Kabupaten Purwakarta, KH Jhon Dien mengatakan, pihaknya meminta masyarakat untuk terus menjaga silaturahmi antar umat beragama, mengingat Purwakarta merupakan daerah teraman terkait isu SARA. “Saya mengimbau umat Islam di Kabupaten Purwakarta, untuk tidak terprovokasi, menolak segala bentuk hoaks atas peristiwa itu, mari kita ciptakan situasi aman dan damai di daerah kita,” kata KH Jhon Dien saat ditemui di kediamannya, Senin (3/2).
Ketua MUI juga mengimbau agar umat Islam tidak terpancing dengan isu tak jelas. Dia mengajak masyarakat untuk mempercayakan penanganan peristiwa itu kepada kepolisian sebagai penegak hukum. “Saya imbau kepada saudara kita baik agama Islam maupun non-Muslim, kita sudah sangat rukun dan aman serta tentram. Kita tidak pernah terjadi apa-apa kalau tidak diprovokasi orang lain,” ungkapnya.
KH Jhon Dien menilai pengrusakan musala di Minahasa Utara merupakan tindakan kriminal. Ia berharap kepolisian dapat menindak pelaku hingga menyeretnya ke pengadilan.
Ia juga menyayangkan kejadian ini menimbulkan perselisihan antar umat beragama di media sosial. Karena penyebaran informasi di dunia maya menarik banyak opini dan rentan terjadi kesalahpahaman.
KH Jhon Dien menginginkan kasus pengurasakan masjid di Minahasa Utara ini tidak terlalu dibesar-besarkan. Terlebih banyak yang tidak paham bagaimana duduk persoalan yang sebenarnya. “Itu suatu perbuatan kriminal yang tidak boleh terjadi. Tapi karena ada berbenturan antara umat beragama, itu dibesar-besarkan. Kita belum tahu persis bentuk kejadian seperti apa,” jelasnya.
KH Jhon Dien yang juga merupakan Ketua Forum Kerukunan Antara Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Purwakarta, menambahkan, seluruh umat bergama terutama Islam dan non-Muslim agar tetap menjaga kerukunan supaya situasi masyarakat tetap aman dan tentram. “Mari kita jaga sikap toleransi antar umat beragama, karena Purwakarta merupakan daerah tentaram dan damai. Kita bisa lihat pada perayaan Natal dan Imlek yang aman dan kondusif, hal itu menandakan masyarakat Purwakarta memiliki toleransi tinggi,” pungkasnya. (gan)