HEADLINEKarawang

26 Kasus HIV Baru

Rata-rata Homoseksual

KARAWANG, RAKA – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Karawang mencatat 26 kasus baru terkait HIV. Jumlah tersebut didominasi oleh pengidap laki-laki sekitar 70 persen dan 30% sisanya adalah perempuan. Data tesrsebut berdasarkan catatan kasus HIV selama bulan Januari 2020.

Staf KPA Karawang Yana Aryana mengatakan, secara akumulatif tahun ke tahun, faktor penularan masih didominasi oleh hubungan heterseksual. Namun jika berdasarkan temuan kasus baru di 2020 ini, perilaku homoseksual menjadi faktor penularan yang paling tinggi. “Bahkan kasus terbaru saja sepanjang tahun 2020, dari 26 temuan kasus HIV, 20-nya itu dari homoseksual, kalau perinatal tahun ini belum ada catatan masuk,” terangnya, Rabu (11/3).

Yana mengatakan, kasus HIV sepanjang tahun ini didominasi oleh para remaja rentang usia 20 sampai 29 tahun. Temuan kasus di usia produktif mengindikasikan bahwa faktor resiko terjangkit HIV dilakukan sejak usia di bawah 20 tahun. Karena itu program KPA Karawang lebih menyasar kepada populasi yang tidak beresiko. “Mereka ada di mana nih rentang usia 15 sampai 20 tahun, ada di tempat belajar, ada di sekolah, ada di kampus, mereka harus tahu ini,” jelasnya.

Para pengidap HIV rata-rata melakukan cek HIV atas dasar inisiatif sendiri, biasanya mereka mendapat informasi melalui media sosial. Di Karawang sendiri sudah terdapat 50 puskesmas yang melayani tes HIV secara gratis. Melakukan atau tidaknya tes HIV merupakan hak setiap individu, namun dengan informasi yang disampaikan oleh KPA Karawang setidaknya dapat menggugah mereka yang merasa melakukan faktor beresiko untuk melakukan pengecekan.

Yana menyarankan agar masyarakat melakukan tes HIV secara dini, sebab semakin cepat mengetahui status maka akan semakin cepat tindakan bisa dilakukan, jika ternyata positif HIV tentunya yang bersangkuitan akan cepat mendapat pengobatan. Hal ini setidaknya dapat memperlambat mereka sampai ke tahapan mengidap AIDS. Apabila pengidap HIV sudah sakit maka proses pemulihan membutuhkan waktu yang lama. “Kita usahakan jangan sampai mereka AIDS, jangan sampai sudah banyak penyakit baru tahu,” ujarnya.

Melakukan tes HIV sejak dini juga menghambat penularan HIV kepada orang lain. Jika telah mengetahui statusnya, setidaknya mereka akan menyadari untuk tidak sembarang berhubungan badan yang merupakan salah satu media penularan. Apabila positif HIV, masyarakat jangan merasa sendiri sebab ada pendamping sebaya yang merupakan relawan KPA untuk mendukung mereka.

Masih dikatakan Yana, saat ini banyak orang yang psitif HIV namun dalam kondisi sehat, maksudnya mereka dinyatakan jumlah virusnya tidak ditemukan oleh alat pendeteksi. Hal ini tak lepas dari kepatuhan dan ketekunan pengidap HIV untuk menggkonsumsi obat antiretroviral virus (ARV). “HIV sekarang sudah ada obatnya, jangan takut, jadi mindset masyarakat itu HIV bukan lagi penyakit yang menyeramkan, tapi bukan berarti kita seenaknya,” pungkasnya. (din)

Kasus Baru

  • 26 orang terindikasi mengidap HIV
  • 20 diantaranya homoseksual
  • Rata-rata berusia 20 – 29 tahun

Antisipasi HIV

  • Periksa dini HIV/AIDS
  • Ada 50 puskesmas yang bisa memeriksa HIV/AIDS
  • Pemeriksaan gratis
  • Obat sudah disediakan pemerintah

Related Articles

Back to top button