Rashdul Kiblat, Saat Tubuh Jamaah Haji Menyatu dengan Bayangan
Radarkarawang.id- Para jamaah haji Indonesia maupun mancanegara akhirnya bisa menyaksikan sebuah fenomena tahunan di Arab Saudi. Rashdul Kiblat namanya.
Rashdul Kiblat adalah saat posisi matahari tegak lurus dengan bumi di bawahnya. Sehingga semua obyek yang tersorot sinarnya tidak akan menghasilkan bayangan. Fenomena ini juga dijadikan ajang untuk membenarkan arah kiblat. Peristiwa alam ini berlangsung di Arab Saudi, termasuk di Makkah dan Madinah pada Senin (27/5) dan Selasa (28/5) siang.
Momen ini benar-benar tak dilewatkan segenap masyarakat. Tak terkecuali para jamaah haji yang tengah berada di Masjidil Haram, Makkah. Terbukti, meski cuaca sedang panas-panasnya, mereka memadati area masjid maupun sekitaran kakbah. Tak hanya sekedar menyaksikan dan membuktikan, sebagian jamaah memanfaatkan momen Rashdul Kiblat dengan melaksanakan salat dan ibadah lain. Pada detik-detik momen itu terjadi, bayangan semua jamaah maupun benda di sekitar masjid mengarah ke kakbah. Momen inilah yang jadi kunci penentuan arah kiblat.
Selain itu, tubuh semua jamaah dan benda seakan menyatu dengan bayangannya. Berdasarkan data resmi, momen Rashdul Kiblat berlangsung pada pukul 12.18 Waktu Arab Saudi. “Ini merupakan cara mudah umat muslim meluruskan arah kiblat,” kata Pembimbing Ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi daker Makkah, KH Ahmad Sidiq, seperti dikutip dari Jawa Pos.
Dia menjelaskan, fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun. Selain pada 27-28 Mei, juga berlangsung pada 16 dan 17 Juli. Matahari akan melintas di atas kakbah.
Di Indonesia, fenomena langka yang biasa disebut sebagai Istiwaul A’zam ini, dimanfaatkan untuk melakukan verifikasi atau pengecekan posisi kiblat mereka sudah benar atau tidak. Dengan posisi matahari yang persis di atas Kakbah, maka semua bayangan dari penjuru dunia, berada lurus dengan Kakbah. Sehingga umat Islam di dunia, termasuk di Indonesia, bisa mengecek apakah posisi kiblat di masjid, musala, atau di rumah masing-masing sudah menghadap kakbah atau belum.
Direktur Urusan Agama Islam (Urais) Ditjen Bimas Islam Kemenag Adib mengatakan ada 1 juta lebih masyarakat yang mengikuti program Sejuta Kiblat. “Bukan kiblatnya ada satu juta,” kata Adib.
Adib mengatakan angka persis peserta yang mengikuti arah kiblat sebanyak 1.080.000 masyarakat. Mereka tersebar di banyak daerah. Ada yang di masjid, musala, rumah, pesantren, dan tempat umum lainnya. Dia mengatakan, dengan pengecekan arah kiblat, membuat ibadah menjadi lebih khusyuk. “Karena semakin yakin arah kiblatnya sudah pas,” katanya.
Menurut Adib, fenomena Istiwaul A’zam sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Karena lewat fenomena itu, mengecek arah kiblat tidak perlu menggunakan alat seperti kompas atau sejenisnya. Kemudian juga tidak perlu menggunakan perhitungan hisab yang rumit. Masyarakat cukup keluar rumah dan menghadap ke arah matahari untuk meluruskan arah kiblat. (asy)