HEADLINE

Nenek Nemi Tinggal Sendiri di Rumah Reyot

RENGASDENGKLOK, RAKA- Hidup di rumah reyot, pilihan sulit bagi Nemi (78), warga Dusun Bunder RT 03 RW 01 Desa Dewisari Kecamatan Rengasdengklok. Hidup sebatang kara, tak memiliki uang untuk memperbaiki rumahnya sendiri. Akhirnya, dia pasrah tinggal di gubuk reyot yang hampir roboh.

Meski rumahnya tidak layak huni, tapi tidak membuat Nemi mengeluh, dia tetap menerima keadaannya saat ini sambil berusaha untuk menyambung hidup dengan berjualan daun pisang. “Nenek cuma bisa pasrah dan berserah diri kepada Gusti Allah, apalagi usaha nenek cuma pedagang daun pisang. Jangankan buat membangun rumah, bisa bertahan hidup saja sudah untung,” katanya.

Kalau ada yang ingin membantu memperbaiki rumahnya, Nemi akan menerima meski tidak sesuai dengan hatinya. Tetapi dia tetap akan memasrahkan semuanya kepada Allah. “Kalau ada yang mau ngasih ya diterima tapi kalau untuk meminta nenak gak mau,” tegasnya.

Upaya dari pemerintah desa sudah sering diajukan, tapi hingga saat ini bantuan rutilahu tak kunjung turun. “Sudah berkali-kali saya ajukan dengan membuatkan proposal untuk membangun rumah nenek Nemi, dan mungkin belum saatnya aja,” kata Kepala Desa Dewisari, Surtjim.

Menurutnya, tempat yang ditinggali nenek Nemi merupakan tanah milik pribadi, dan memenuhi syarat untuk di bangunkan dengan jalan program rutilahu. “Kalau milik pribadi tentunya bisa si ajukan rutilahu,” ucapnya lagi.
Dirinya pun berharap, agar rumah nenek Nemi dapat perhatian dari Pemkab Karawang untuk segera diperbaiki. Melihat usianya yang renta, pihak desa pun mengaku tidak tinggal diam meligat kondisi warganya yang di nilai kekurangan. Buktinya, pihak desa beberapa kali mengajukan proposal agar rumah nenek Nemi dapat diperbaiki.

Sementara menurut Humas Lembaga Pecinta Lingkungan Hidup Nusantara, Asep, ada beberapa pihak yang akan membantu meringankan beban nenek Nemi sementara dari pihak donatur-sonatur. “Rencananya saat ini, Selasa (23/10) donatur-donatur akan memberikan bantuan kepada nenek Nemi. Tadi saya sudah dikabari melalui telepon seluler,” ujarnya.

Ia pun menyinggung soal tanah nenek Tersebut, menurut sepengetahuannya, tanah tersebut memang milik pribadi. Namun ada keterkaitan warisan dan sertifikat namanya belum diubah. “Tanah pribadi, cuma tanah warisan aja,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button