Oil Boom di Pasirputih
Hadang Minyak ke Pantai
CILAMAYA KULON, RAKA – Pencemaran minyak di laut Karawang terus berlangsung. Agar tidak semakin parah dan merusak ekosistem di sepanjang pantai, Pertamina memasang oil boom.
Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Suheri mengatakan, oil boom dipasang agar minyak tidak sampai ke darat. Menurutnya, sebelum dipasang oil boom, hampir semua pantai di Karawang terkena dampak minyak tersebut. Mulai dari tanaman mangrove, tambak, garam hingga hasil tangkap nelayan mengalami penurunan. “Setelah oil boom terpasang, limbah minyak yang mengambang dapat tertahan dan tak sampai mencemari wilayah pantai. Khusus di pantai Pasirputih dan beberapa pantai di Cilamaya,” ungkap Suheri kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia melanjutkan, oil boom terbilang efektif agar limbah minyak tak sampai menggerus ekositem di pantai. “Limbah minyak tersebut memang mengambang di permukaan air,” ucapnya.
Kepala Desa Muara Baru Ato Sukanto mengatakan, oil boom juga terpasang di sekitar perairan Muara Baru. Ia berharap alat itu bisa mengantisipasi meluasnya pencemaran minyak dan tak sampai berdampak kepada ekosistem di laut Karawang. “Sama di kita juga dipasang,” ujarnya.
Namun ia tetap berharap agar pihak Pertamina segera menyelesaikan permasalahan ini, agar para nelayan aktif kembali melaut. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kepulauan Seribu Herbert Marpaung mengatakan, oil boom telah disebar ke beberapa titik. Di perairan, PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menggelar 4.200 meter static oil boom di lapis pertama dan 400 meter di lapis kedua. “Selain itu, PHE ONWJ juga menempatkan 400 meter moveable oil boom, dan ditambah bantuan 700 meter oil boom di FSRU Nusantara Regas. Untuk di pesisir, PHE ONWJ menggelar 2.905 meter oil boom yang tersebar di 6 lokasi, yaitu Cemarajaya, Sedari, Tambaksari, Tanjungpakis, Pantai Bakti, dan Sungaibuntu,” ujar Herbert. (rok/jp)