HEADLINE

Omzet Turun 50 Persen, Pedagang Perlengkapan Sekolah Belum Balik Modal

KARAWANG, RAKA- Jelang tahun ajaran baru tahun 2023 toko seragam sekolah di Pasar Johar Karawang diserbu masyarakat untuk membeli seragam perlengkapan sekolah. Meski demikian, pedagang mengaku omzet mengalami penurunan dibandung tahun-tahun sebelumnya.
Aisyah (30) mengatakan, tahun ini anak akan mulai masuk sekolah dasar selain membeli tas, sepatu dan alat tulis, ia juga harus membeli pakaian keperluan sekolah. “Anak saya tahun ini baru masuk sekolah dasar jadi sekarang harus beli seragam sekolah seperti pakai merah putih, pramuka, dasi dan topi,” terangnya, Kamis (13/7).
Sementara itu pemilik toko perlengkapan seragam sekolah Candra (58) mengatakan, setiap satu tahun sekali, tepatnya pada saat memasuki tahun ajahan baru tokoknya selalu ramia pembeli. Masyarakat membeli pakaian sekolah untuk anak-anaknya. “Untuk saat ini ramai pembeli, terutama udah Pandemi jadi ramai. Kita mulai buka mulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore,” terangnya.
Candra menerangkan, untuk harga satu stel pakaian tergantung merknya, untuk harga seragam SD sekitar 130 ribu sampai 150 ribu, SMP sekitar 180 ribu dan untuk harga seragam SMA tidak jauh harga seragam SMP. “Bahwa kebanyakan masyarakat membeli pakaian keperluan sekolah tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tetapi yang paling banyak seragam SD karena mereka sekolahnya 6 tahun, kalau anak SD masih gak ngerti kadang temennya ganti harus ganti, kalau anak SMA kan udah ngerti. selain pakaian banyak juga yang membeli dasi dan topi,” ucapnya.
Di tempat terpisah, Laura Sharon, pemilik toko seragam dan buku Langgeng di Pasar Johar menyampaikan keuntungan penjualan mulai menurun sejak Covid-19 lalu. Faktor lain disebabkan oleh adanya penjualan yang dilakukan secara online. “Kalau seragam dibanding sebelum covid menurun sekarang karena sekaran sudah ada yang penjualan secara online. Penurunannya sekitar 50 persen dari sebelumnya. Saya menjual seragam dari semua tingkatan, masing-masing lebih dari 12 lusin,” ujarnya.
Satu pasang seragam, lanjutnya, dijual dengan harga 150 sampai 250 ribu. Ia melakukan penurunan harga untuk setiap seragama sebagai upaya dalam meningkatkan penjualan. Selain seragam, ia juga menjual buku dan alat tulis bagi anak sekolah. Penjualan buku pun saat ini mengalami penurunan keuntungan. “Kalau satu stell ada yang 150 ribu sampai 250 ribu. Saya menurunkan harga untuk menarik pembeli. Saya juga jual topi, dasi, cover buku, tas, buku. Bukan cuma seragam aja tapi penjualan buku juga menurun sekarang,” tambahnya.
Nurleni, penjual buku tulis mengaku keuntungan yang diperoleh pada tahun 2023 ini hanya sebesar 700 ribu. Ia menambahkan keuntungan ini belum mencapai modal yang digunakan sebesar 3,5 juta. Ia mengaku jika sebelumnya berjualan buku di pasar malam, namun saat ini tidak melakukan hal yang sama disebabkan oleh kondisi fisik. “Kalau tahun sekarang turun banget tidak seperti tahun sebelumnya yang sampai melampaui modal. Kemarin saya pakai modal 3,5 juta sekarang keuntungan baru 700 ribu gak sampai menutup modal. Dari kemarin juga tidak ada buku yang berhasil saya jual. Kalau dulu modal 5 juta, dapat keuntungan bisa sampai 10 juta,” tutupnya. (nad/zal)

Related Articles

Back to top button