GERBANG SEKOLAH

Opera Van Jatisari Kocok Perut Siswa SMAN 1 Jatisari

JATISARI, RAKA – Ada hal yang berbeda saat ujian praktik mata pelajaran seni budaya kelas X IPS di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Jatisari. Sekolah ini membuat konsep Opera Van Jatisari. Pertunjukan ini mampu mengocok perut siswa SMAN 1 Jatisari.

Rudi Hartono guru mata pelajaran seni budaya SMAN 1 Jatisari menjelaskan, dalam alur cerita tersebut, para siswa yang mengikuti ujian praktik memainkan berbagai peran. Diantaranya sebagai Sangkuriang, Situ Bagendit, Ciung Wanara, Telaga Warna. “Opera Van Jatisari diambil dari beberapa cerita rakyat yang sudah dikenal turun-temurun di Jawa Barat dengan judul yang sama,” ujarnya, kepada Radar Karawang.

Menurutnya, proses pembelajaran tersebut, untuk mengimplemntasi Kurikulum 2013 dengan menghasilkan pagelaran seni dari cerita rakyat. Opera Van Jatisari ini diramu dengan mengusung pola teater tradisonal, seperti kesederhanaan properti, kelas yang disulap jadi panggung pertunjukan dan musik gamelan sebagai musik pengiring. “Meskipun Opera Van Jatisari merupakan cerita lama, namun para penonton seolah-olah disuguhkan sebuah kisah baru,” katanya.

Masih dikatakannya, selain untuk menggali nilai-nilai budaya dan melestarikan cerita rakyat, pihaknya juga ingin menghadirkan satu konsep pertunjukan yang inovatif dengan memadukan unsur drama, opera, serta pola teater tradisonal yang sederhana dan ringan. “Saya harap dengan teknik penyajian ini akan dapat menarik minat khususnya siswa-siswi SMAN Jatisari untuk datang dan bersama-sama mengapresiasi kekayaan budaya bangsa, khususnya cerita rakyat,” tuturnya.

Dalam pagelaran itu, melibatkan siswa kelas X SMAN 1 Jatisari baik pemain, penari dan pemusik yang sudah melakukan latihan di kelas dengan sarana dan prasaranan apa adanya, namun semangat yang tinggi dan motivasi kebersamaan dalam proses sehingga terwujud dalam pertunjukan ini. “SMAN 1 Jatisari dalam apresiasi seni budaya menantang venue yang lebih besar lagi yaitu di dengan nawarkan konsep Opera Van Jatisari ke masyarakat luas,” kata Rudi.

Ia mengaku, Opera Van Jatisari ternyata berhasil membuktikan bahwa kegiatan apresiasi seni budaya tetap diminati dan pertunjukan yang digelar berhasil menggaet penonton siswa-siswa SMAN 1 Jatisari dengan empat judul cerita yang ditampilkan. “Dengan teknik penyajian yang diambil pola teater tradisonal dan kemas dalam bentuk Opera Van Jatisari ini, mampu menarik perhatian siswa –siswi, bahkan terlihat banyak sebagai anak generasi milenial yang datang menonton,” akunya.

Menurutnya, Opera Van Jatisari ini memang sarat dengan pesan moral, khususnya bagi siswa-siswi sebagai anak bangsa. Penyampaian dari kisah ini dapat menumbuhkan kecintaan terhadap seni dan budaya Indonesia. “Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya,” ungkapnya.

Sementara itu, Fajri siswa kelas X IPS 5 SMAN 1 Jatisari mengaku, setelah menjadi pameran Opera Van Jatisari bisa memahami isi cerita itu sebagai media pewarisan nilai-nilai budaya leluhur yang begitu sangat luar biasa maknanya dan saya bangga jadi anak Indonesia. “Aslinya seru dan gokil banget, jadinya aku lebih cintai lagi dengan budaya Indonesia,” pungkasnya.(acu)

Related Articles

Back to top button