Purwakarta

Angka Stunting Di Purwakarta Meningkat

PURWAKARTA, RAKA – Berdasarakan data dari Suvey Kesehatan Indonesia (SKI) angka stunting di Purwakarta pada tahun lalu mencapai 21,8 persen. Saat ini angka tersebut telah mengalami peningkatan, yakni untuk di tahun 2024 ini, berdasarkan SKI angka stunting di Purwakarta meningkat menjadi 24 persen.
“Tahun 2024 ini, kita mendapatkan informasi berupa data hasil dari Survei Kesehatan Indonesia. Angka itu menunjukkan adanya kenaikan balita kita yang terdampak stunting. Pada 2023 lalu, kita punya angka 21,8 persen, namun tahun ini naik menjadi 24 persen,” kata Pj Bupati Purwakarta, Benni Irwan disela agenda Rembuk Stunting Pemkab Purwakarta di Bale Yudistira, Kamis (4/7).
Menurut Benni, kenaikan angka stunting tersebut hampir merata di beberapa daerah di Jawa Barat, bahkan dalam skala nasional. Hal tersebut saat ini menjadi perhatian bersama, khususnya di Purwakarta. Sebab, hal itu berkaitan dengan bonus demografi penduduk Indonesia. “Kita tidak mau bonus demografi ini akan berubah. Kalau kita tidak bisa memanfaatkan momentum ini, tidak tertutup kemungkinan akan bisa menjadi bencana demografi,” jelasnya.
Benni menuturkan, penanganan stunting harus menjadi tanggung jawab bersama. Sebab, penanganan tersebut harus dilakukan untuk mempersiapkan generasi-generasi di masa mendatang untuk bisa menjadi generasi yang produktif, sehat dan cerdas. “Agar bonus demografi itu betul-betul menjadi nilai tambah, menjadi manfaat tersendiri, bagi bangsa dan negara kita Indonesia. Karena, tidak semua negara mempunyai momentum seperti itu, angkatan kerja yang tinggi,” tuturnya.
Berdasarkan data dari SKI tersebut, terdapat sekitar 15 ribu balita yang saat ini perlu menjadi fokus perhatian. Maka dari pada itu, saat ini pihaknya sedang mendalami perihal tersebut. “Saat ini kita sedang mendalami, dari sekitar 15 ribu ini yang sudah terdampak stunting itu ada berapa, di mana posisinya, di desa mana dan di rumah yang mana. Itu yang saya maksud tadi dengan by name, by address,” ujarnya.
Ia menjelaskan, selain ribuan balita tersebut, di luar dari pada itu tentu masih terdapat balita-balita yang tidak terdampak namun juga berpotensi terdampak stunting. Hal tersebut, tentunya diperlukan adanya intervensi serta upaya-upaya penanggulangan, penanganan, dan pencegahan. “Berdasarkan data yang dilaporkan kepada saya secara spontan. Dari 1.200 sekian yang didata yang lalu itu, sudah terentaskan kurang lebih 300-an sekian. Jadi sudah keluar dari status stunting-nya. Tapi ada juga balita-balita kita yang baru, kurang lebih 400 sekian yang terdampak stunting baru. Itu yang membuat angkanya jadi bertambah,” jelasnya.
Lebih lanjut Benni menjelaskan, perihal hal tersebut dirinya memastikan bahwa bukan tidak ada upaya dari Pemkab Purwakarta. Sebab, saat ini di lapangan telah terbukti adanya penurunan status stunting. “Jadi bukan kita tidak ada upaya untuk menanggulanginya, buktinya ada yang turun. Tapi mungkin upaya dalam rangka mencegah yang selama ini mungkin menurut hemat saya belum cukup efektif kita lakukan,” ujarnya.
“Nah dari sanalah tadi saya menyampaikan, meskipun itu konsep, tapi sudah saya persiapkan. Bagaimana langkah-langkah, bagaimana upaya kita ke depan supaya dua-duanya bisa sama-sama, bisa disikapi. Yang sudah terdampak betul-betul bisa dikurangi, yang potensi terdampak betul-betul bisa dicegah,” tambahnya. (yat)

Related Articles

Back to top button