Orang Tua Siswa Ikut Parenting Club Virtual
SEMINAR : Kegiatan parenting club digelar secara virtual. Menghadirkan pembicara Mego Husodo yang merupakan psikolog.
PURWAKARTA, RAKA – Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap sistem pembelajaran. Pemerintah memilih kebijakan pendidikan jarak jauh (PJJ) guna mencegah penyebaran Virus Korona di sekolah.
Tak sedikit orang tua yang mengaku stres saat membantu anaknya mengerjakan tugas sekolah. Belum lagi kebiasaan baru anaknya yang kerap tidur larut malam, sudah Salat Subuh tidur lagi, hingga berlama-lama bermain gawai.
Di sisi lain, orang tua ingin selalu anaknya meraih nilai sempurna, sehingga menuntut anaknya untuk terus belajar dan belajar tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap anak. “Berbagai permasalahan tersebut yang melatarbelakangi kami memilih tema ‘Kesehatan Mental Anak, Orang Tua, dan Guru serta Kaitannya dengan Pembelajaran di Masa Pandemi’ pada parenting club kali ini,” ujar Kepala SMPIT Cendekia Purwakarta Rini Rosmiati saat ditemui di sela kegiatan yang digelar secara daring dari Aula Yasri Purwakarta, Sabtu (14/11).
Rini menyebutkan, parenting club digelar setiap enam bulan sekali dengan menghadirkan pembicara Mego Husodo yang merupakan psikolog dan pemerhati perkembangan kesehatan anak. “Parenting club ini merupakan wadah komunikasi antara SMPIT Cendekia dengan orang tua siswa. Di sini kami saling sharing dan memberikan masukan,” kata Rini.
Istimewanya, SMPIT Cendekia juga mengundang seluruh guru tingkat SD maupun SMP se-Kabupaten Purwakarta. “Alhamdulillah mereka sangat antusias, karena tema yang dibahas sangat relevan dengan yang terjadi saat ini. Terlebih pembicaranya sudah sangat dikenal ahli di bidangnya. Catatan kami ada lebih dari 270 peserta yang ikut pada parenting club kali ini,” ujarnya.
Lebih lanjut Rini menyebutkan, melalui parenting club ini diharapkan orang tua siswa semakin memahami pentingnya mengelola dan menjaga kesehatan mental, khususnya saat mendampingi anak belajar dan mengerjakan tugas. “Orang tua jangan sampai stres karena akan berpengaruh pada anak. Harus ada pemahaman dari ayah dan bunda serta komunikasi yang baik dengan anak-anaknya,” ujar Rini.
Sementara itu, mewakili Dinas Pendidikan Purwakarta, Kasi Kurikulum dan Penilaian Dede Supendi menyebutkan, kebijakan penyelenggara pendidikan yang paling utama atau skala prioritas adalah kesehatan dan keselamatan peserta didik. “Karena itu, seluruhnya harus berkomitmen untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik,” kata Dede melalui aplikasi Zoom.
Disebutkannya, PJJ menjadi tantangan untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada peserta pendidikan. Pandemi ini harus dimaknai sebagai momen untuk saling membantu dan bersilaturahmi meski lewat daring. Juga sebagai koreksi dan introspeksi untuk direnungkan. “Sekolah dan guru dituntut untuk mendesain sistem pembelajaran, baik itu luring, daring maupun gabungan keduanya. Desain ini harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun perangkat atau pun fasilitas pendukungnya,” ujar Dede. (gan)