Karawang

PAD Dishub Belum 80 Persen

SEPI: Teminal Klari tidak seramai sebelum wabah corona, kondisi ini membuat pendapatan Dinas Perhubungan turun.

KARAWANG, RAKA – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Dinas Perhubungan Karawang sampai akhir bulan November 2020 ini belum mencapai 80 persen.

Setelah adanya refocusing, target PAD Dishub dalam APBD Perubahan 2020 sebesar Rp4.856.083.200. Sementara realisasi sampai saat ini baru Rp3.670.142.900. Jumlah tesebut tentu sangat menurun jika dibandingkan tahun 2019 lalu.
Pada tahun 2019, target PAD Rp6.464.098.000, sedangkan untuk realisasi sebesar Rp5.648.447.200 atau 83,38 persen.

Kepala Bidang Angkutan Dikhy Prayoga mengatakan, pendapatan terbesar dari Dishub ialah retribusi pengujian kendaraan bermotor yaitu sebanyak 3.500.000.000 target, realisasi Rp3.139.607.700.
“Karena kemarin sempat tutup sebulan pengujian kir,” ujarnya.

Pendapatan yang masih kecil, salah satunya retribusi terminal sebanyak Rp95.200.000 baru terealisasi Rp37.677.000. “Karena selama ini sepi angkutan,” ucapnya.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Karawang Hadis Herdiana mengatakan, pandemi Covid-19 memang berdampak terhadap pendapatan daerah. Penurunan mencapai 18 persen dari pendapatan sebelumnya. “Banyak sektor ekonomi masyarakat yang terdampak hingga tidak bisa menghasilkan PAD. Tapi meski terjadi penurunan PAD, tidak menggangu kegiatan pembangunan di Karawang,” katanya.

Menurut Hadis, kegiatan ekonomi masyarakat banyak yang terhenti akibat pandemi. Seperti di sektor pariwisata sangat berdampak karena usaha mereka terhenti sementara ini. Padahal sektor pariwisata menghasilkan PAD, tapi saat pandemi Covid-19 ini tidak ada pemasukan. “Bagaimana mau kita kutip retribusi jika usaha mereka terhenti,” katanya.

Hadis mengatakan, usaha lainnya yang terdampak seperti perhotelan atau rumah makan. Akibat pandemi Covid-19 Ini usaha perhotelan ikut terdampak. “Tingkat okupansi menurun drastis dan itu berpengaruh terhadap PAD kita. Apalagi usaha perhotelan memiliki kontribusi besar terhadap PAD, jadi kita mereka terdampak kita juga ikut terdampak,” katanya.

Menurut Hadis, meski terdampak Covid-19 kegiatan pembangunan tetap berjalan. Penurunan PAD Karawang tidak terlalu mengkhawatirkan yang dapat mengganggu jalannya pembangunan. “Masih bisa berjalan kok pembangunan. Kalau ada kegiatan yang ditunda karena kita fokus menyelesaikan Covid-19,” ujarnya.

Hadis menuturkan, hingga awal bulan September 2020 kemarin, sektor pendapatan pajak keseluruhan sudah mencapai 71,80 persen dengan nominal sebesar Rp488.958 miliar dari target sebesar Rp680,119 miliar. “Sampai awal September 2020, pendapatan pajak sudah mulai mengalami peningkatan,” katanya. Dikatakan Hadis, untuk pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dari target Rp168,262 miliar kini sudah terealisasi sekitar Rp131,480 miliar atau 78,14 persen. Sementara untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dari target Rp195,600 miliar terealisasi Rp131,936 miliar atau 67,45 persen.
“Sampai akhir bulan September ini terus meningkat. Datanya sedang direkap,” ujarnya. (nce)

Related Articles

Back to top button