Pastikan Kebutuhan Gizi Pasien

CIKAMPEK, RAKA – Anda yang pernah dirawat inap di rumah sakit pasti pernah merasakan menu makanan yang disajikan setiap tiga kali sehari. Mungkin rasanya sedikit berbeda dengan makanan yang biasa anda makan di rumah, tentu saja karena menu makanan tersebut dibuat tanpa pengawet dan penyedap rasa. “Ini makanan sehat untuk memperbaiki gizi pasien, kan buat kesehatan mereka,” ucap Salsabila Nazhifa (21), staf gizi di Rumah Sakit Helsa Cikampek.
Staf gizi atau biasa disebut penjamah makanan adalah orang yang bertugas menyiapkan, pengolahan, dan penyajian makanan di rumah sakit. Tugas penjamah makanan di rumah sakit secara umum terbagi dua, yakni produksi dan distribusi. Tugas tersebut harus dilakukan dengan hati-hati dan sesusai prosedur. “Kalau kita salah masak ya bisa fatal juga, ini (makanan) kan langsung masuk ke tubuh pasien, berpengaruh ke kesehatannnya,” tutur gadis yang biasa disapa Caca ini.
Caca lebih lanjut menyampaikan, dalam tugas produksi penjamah makanan bertanggung jawab untuk memasikan stok bahan makanan terpenuhi setiap harinya. Mereka jugalah yang memastikan kebersihan makanan serta peralatan masak. Memasak makanan untuk pasien di rumah sakit tentunya tak boleh sembarangan, semuanya harus sesuai dengan menu harian yang telah ditentukan. Lebih dari itu, penjamah makanan juga mesti menjalin komunikasi dengan ahli gizi. “Misalnya ada pasien yang lagi menu khusus, program dietnya apa, takarannya seperti apa,” ungkapnya.
Tanggung jawab tugas distribusi juga cukup berat. Dalam hal ini merekalah yang menyiapkan porsi makanan untuk setiap pasien. Kemudian tentunya mereka juga yang mendatangi setiap kamar untuk menghidangkan makanan tersebut. Ia sendiri mengaku tak jarang menemukan pasien yang rewel, karena itu lah mereka harus pintar membujuk pasien untuk menghabiskan makanan demi kesehatannya.
Masih diceritakan Caca, ada prosedur distribusi yang mesti dilaksanakan, salah satunya adalah makanan yang sudah dihidangkan mesti dihabiskan dalam waktu kurang dari satu jam. Jika lebih dari itu dikhawatirkan makanan akan terkontaminasi sehingga kurang baik untuk dikonsumsi. Itulah makanya para penjamah saji rajin mengontrol makanan pasien.
Caca sendiri sudah empat tahun menjadi penjamah makanan di berbagai rumah sakit. Ia sendiri merasa bersyukur dan menikamti pekerjaannya. Selain karena turut berkontribusi pada kesehatan pasien, pekerjaan ini juga membuatnya bertemu dengan banyak orang baru. “Jadi tahu karakter orang, pastinya aku juga jadi sering bersosialisasi,” pungkasnya. (cr5)