PBSI Unsika Gelar Workshop Penelitian Guna Tingkatkan Kebaruan Penelitian
KARAWANG,RAKA- Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Singaperbangsa Karawang (PBSI Unsika) selenggarakan workshop penelitian dengan tajuk “Kebaruan dalam Penelitian Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pada Era Transformasi Pendidikan” pada Senin, 20 Mei 2024. Workshop tersebut diselenggarakan secara daring melalui saluran daring.
Workshop penelitian diadakan dalam rangka mengenalkan kebaruan penelitian kepada segenap mahasiswa, dosen, serta civitas akademika PBSI Unsika. Workshop dipandu oleh Roni Nugaraha, dosen program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan menghadirkan Prof. Dr. Isah Cahyani, M.Pd., pakar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia sebagai narasumber.
Workshop penelitian berlangsung mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Peserta sangat antusias terhadap kegiatan yang diselenggarakan. Kegiatan dilaksanakan dengan tujuan agar segenap civitas akademika PBSI Unsika mengenal kebaruan dalam penelitian bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta dapat mengaplikasikan pada era transformasi pendidikan.
Fokus kebaruan dalam penelitian bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dapat melalui pengintegrasian teknologi dengan pembelajaran. Hal itu dapat diwujudkan melalui sistem pembelajaran yang menyesuaikan konten dan metode berdasarkan kebutuhan individu siswa, integrasi teknologi realitas virtual dan augmented reality untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih inovatif, pemanfaatan data pembelajaran untuk memahami tren dan pola, serta mengoptimalkan strategi pengajaran, dan penyediaan konten pembelajaran yang disesuaikan dengan minat dan gaya belajar masing-masing siswa.
Selain itu, menciptakan kebaruan penelitian dapat juga melalui inovasi metodologi penelitian. Hal itu dapat melalui pemanfaatan pendekatan interdisipliner. Melalui pemanfaatan pendekatan interdisipliner, peneliti dapat memecahkan masalah kompleks. Hal itu karena di dunia nyata seringkali terdapat persoalan kompleks yang tidak dapat diselesaikan dengan satu disiplin pengetahuan. Oleh karena itu, pendekatan interdisipliner memungkinkan penggabungan berbagai perspektif untuk menciptakan solusi yang lebih komprehensif dan efektif.
Penggunaan pendekatan interdisipliner mampu menciptakan inovasi dan kreativitas, meningkatkan pemahaman, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, meningkatkan kerjasama dan kolaborasi, mengatasi keterbatasan disiplin tunggal, pengayaan pendidikan, serta pengembangan pengetahuan yang lebih holistik.
Isah Cahyani, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa workshop penelitian ini dapat menjadi cara mengatur sisat agar dapat mencari celah dalam menciptakan kebaruan penelitian. “Semoga mahasiswa, Bapak/Ibu dosen, dapat mencari celah dalam menciptakan kebaruan dalam penelitian. Selain itu turut merencanakan penelitian antar perguruan tinggi,” tutur Isah.
Dian Hartati, selaku Koordinator Pelaksana Program menyatakan workshop ini menjadi suatu langkah dalam mengembangkan kemampuan penelitian, meningkatkan kolaborasi, dan mempercepat inovasi serta penemuan kebaruan penelitian. “Workshop menjadi jembatan untuk menciptakan penelitian-penelitian yang dapat memberikan kebaruan serta berdampak bagi masyarakat,” ungkapnya.
Kebaruan dalam penelitian adalah kunci untuk memastikan perkembangan yang berkelanjutan dan relevan dalam berbagai aspek kehidupan. “Adanya kebaruan dalam penelitian membantu membangun masa depan lebih baik melalui pemahaman mendalam serta menciptakan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi,” tutur Dian.
Dian berharap mahasiswa dan dosen dapat menciptakan penelitian-penelitian yang berdampak bagi masyarakat. “Semoga melalui adanya workshop ini mahasiswa dan dosen dapat menyerap ilmu dari narasumber serta tercipta penelitian-penelitian mutakhir dari para peneliti PBSI Unsika,” tandasnya. (rls)