Pedagang Kesulitan Temukan Belut Sawah
KUTAWALUYA, RAKA- Warung belut tak pernah sepi dari pembeli, meskipun hewan berlendir tersebut sudah sangat jarang ditemukan di pesawahan. Pasalnya, area pesawahan kini sudah banyak diracuni pestisida. Namun, warung belut yang di buka oleh Mak Nami sejak 10 tahun lalu tersebut tak pernah kekurangan stok belut yang di olah oleh lima orang karyawannya.
Menurut Uun Herawati (40), yang melanjutkan usaha Mak Nami, dia tidak mendapatkan belum dari sawah, semua belutnya didapatkan dari selokan atau irigasi. Meskipun ada, namun belut sawah berukuran lebih kecil. “Belut di sawah sudah jarang, sekarang cari belut di selokan,” ujarnya, kepada Radar Karawang.
Dikatakan pemilik warung nasi belut yang buka di depam Kecamatan Kutawaluya ini, cukup sulit untuk mendapatkan belut di sawah. Diduga akibat para petani yang menggunakan pestisida atau obat sawah untuk menangkal hama, akibatnya habibat belut semakin berkurang dan jarang ditemukan.
Sementara menurut salah satu petani, Hamdan, saat ini untuk menanggulangi hama sudah cukup sulit jika tanpa pestisida. Bahkan, membutuhkan pestisida khusus dengan hama yang khusus juga. Ia tidak heran jika hewan sawah sudah jarang ditemukan, khususnya belut. “Wajar juga jarang belut, soalnya hampir semua petani pakai pestisida yang kemungkinan memgandung racun,” katanya.
Menurutnya, sebelum banyaknya pestisida, memang banyak di temukan hewan sawah seperti ikan dan lainnya. Bahkan, cukup mudah untuk mendapatkan satu kilo ikan. “Saat ini mah sulit sekedar buat makan juga, apalagi belut,” pungkasnya. (rok)