Uncategorized

Pedagang Sebut Ada Mafia Bawang Putih

LEMAHABANG, RAKA – Kenaikan harga bawang putih sempat membuat pedagang di pasar kelimpungan. Pasalnya, selain harganya yang mahal, barangnya pun langka dan susah ditemukan. Diduga kenaikan harga bawang putih beberapa waktu lalu akibat permainan dari gudang. Terlebih, bawang putih merupakan salah satu bumbu hasil impor.

Seorang pedagang sayuran di Pasar Lemahabang Kecamatan Lemahabang Nana mengatakan, salah satu penyebab melejitnya harga bawang putih pada awal bulan Ramadan, diduga hasil permainan gudang. Karena bawang putih ini jenis bumbu yang tidak diproduksi oleh petani lokal. “Kendalanya di gudang kosong, lambat pemasokan. Kemungkinan permainan dari gudang, karena bawang putih ini impor. Konsumen banyak, stok sedikit,” ujarnya.

Karena pada umumnya, lanjut Nana, jenis sayuran atau bumbu dapur yang langka akan beranjak naik harganya. Karena sayuran atau bumbu ini merupakan salah satu kebutuhan masyarakat sehari-hari. Jika konsumsi masyarakat tinggi, sementara stok tidak ada, dapat dipastikan harga yang menjadi permainan. “Karena kita kan butuh, kalau sudah butuh mau gak mau harga mahal pun kita beli,” akunya.

Adapun untuk jenis sayuran, seperti mentimun. Kenaikan yang terjadi pada mentimun akibat langka dan harga yang anjlok sebelumnya. Jadi para petani tidak lagi menanam timun karena harga yang murah. “Awalnya harga timun itu murah, petani kecewa dan tidak lagi menanam timun. Otomatis langka karena sudah tidak lagi di produksi oleh petani, dan karena kelangkaan itu harga timun naik,” katanya.

Selain itu dari faktor cuaca juga bisa menjadi penyebabnya. Jika cuaca tak mendukung dan membuat tanaman petani gagal panen, otomatis barangnya kembali langka. Jadi, kata Nana, banyak faktor yang menyebabkan kenaikan harga komoditas sayur dan sembako bisa merangkak naik.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan ketersediaan bawang putih di gudang-gudang importir, yang merupakan sisa kedatangan tahun lalu, masih cukup untuk memenuhi kebutuhan beberapa waktu ke depan. Dengan kata lain, belum terjadi situasi mendesak yang membuat pemerintah meminta Bulog melaksanakan impor. “Semua yang di gudang sudah kita periksa. Tidak banyak, tapi cukup. Itu yang kita suruh keluarkan. Itu yang utama. Kalau tidak, nanti bisa dibilang menimbun. Kalau mesti disegel, kita segel betulan,” tegasnya.(rok/psn)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button