Pedesaan Muali Difogging
FOGGING : Puskesmas Sukatani keliling perkampungan melakukan fogging. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyakit DBD di musim penghujan.
Antisipasi DBD di Musim Hujan
PURWAKARTA, RAKA – Antisipasi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dimusim hujan, Pusat Kesahatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Sukatani kian gencar melakukan penyuluhan dan pencegahan berbagai penyakit.
Seperti yang terpantau Radar Karawang di Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani, Rabu (12/2). Selain memberikan penyuluhan dan melakukan fogging.
Kepala Puskesmas Sukatani Erna Siti Nurjanah mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari pencegahan DBD. Tak hanya desa Cibodas kegiatan fogging juga sudah dilakukan ke sejumlah desa yang ada di Kecamatan Sukatani, seperti sekitar pesantren Almuhajirin Desa Sukajaya, Tajursindang dan Desa Pasirmunjul. “Kalau untuk sosialisasi pencegahan hampir seluruh desa sudah dilakukan, kitapun tak bosan untuk mengingatakan warga tentang metode 3M, menguras, menutup, dan mengubur,” ujarnya.
Kapus menjelaskan, sejauh ini Kecamatan Sukatani masih aman terhadap penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aides agepty tersebut. Meski begitu, upaya pencegahan terus dilakukan salah satunya mengajak masyarakat agar menjalankan perilaku hidup sehat. “Insya Allah kami terus waspada untuk gerak cepat pada setiap kalangsungan agar tidak terlambat,” katanya.
Dilain pihak, Kepala Desa Cibodas Cep Supriatna mengatakan, fogging yang di lakukan ini merupakan langkah nyata agar Desa Cibodas terhindar dari berbagai penyakit. “Kita bekerjasama dengan puskesmas untuk pencegahan penyakit DBD,” kata kades.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika sebelumnya menuturkan, DBD merupakan penyakit cukup serius dan termasuk kasus medis besar yang menjadi perhatian utama di beberapa negara berkembang. Sehingga, menurutnya, hal ini harus diantisipasi. “Dalam pengendalian dan pencegahan penyebaran DBD ini diperlukan upaya efektif,” ujar Anne.
Adapun hal paling efektif untuk antisipasi DBD ini, menurut Anne, harus bersifat antisipatif. Yakni, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat.
Misalnya, tidak membiarkan terlalu lama adanya genangan pada semua benda yang bisa menampung air sementara. Seperti, bak mandi atau tempat-tempat penampungan air untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, tempat-tempat tersebut harus secara rutin dikuras dan ditutup.
Sebenarnya, lanjut Anne, penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu bukan hanya faktor perubahan cuaca saja. Tapi, bisa juga akibat pola hidup masyarakat yang kurang sehat. “Untuk itu, saya berpesan supaya masyarakat kembali menggalakan bebersih dan lebih meningkatkan pola hidup bersih dan sehat,” ujarnya. (gan)