Peduli Satwa Langka

CILAMAYA KULON, RAKA – Tak banyak yang tahu hari cinta puspa dan satwa nasional yang jatuh pada tanggal 5 November. Bertepatan dengan hari itu, warga diminta untuk menjaga perkembangbiakan satwa yang masih ada.
Menurut salahseorang tokoh pemuda Desa Tegalurung, Kecamatan Cilamaya Kulon Fathurohman, hari cinta puspa dan satwa nasional itu diperingati untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian keanekaragaman satwa yang ada di bumi pertiwi ini. “Kalau di kita, hampir tidak ada yang tahu tentang hari puspa dan satwa nasional ini,” ujarnya.
Padahal, menurutnya, hari puspa dan satwa nasional ini salahsatu hal yang penting untuk peringati. Tujuannya untuk melindungi satwa asli yang masih bertahan. Terlebih, berbagai macam jenis satwa terus berkurang dan terancam punah. “Selebihnya, yang ada kita urusi dengan baik,” katanya.
Untuk itu, ia mengajak kepada para pecinta hewan khususnya, jangan sampai hewan yang sudah ada dan hidup di alam ini habis hanya karena untuk memenuhi hasrat belaka. Karena tentunya, mereka memiliki manfaat untuk menjaga keseimbangan alam. “Jangan sampai mata rantai hewan itu putus, karena akibatnya akan ke kita juga,” terangnya.
Seperti halnya burung alap-alap, elang, dan lainnya. Menurut orang tua zaman dulu, unggas-unggas tersebut banyak ditemukan di Karawang, maka pertumbuhan tikus pun bisa terkontrol. Karena burung tersebut jenis karnivora pemakan daging. “Saat ini sudah tidak ada, dampaknya terasa sendiri oleh petani. Wajar, karena rantai makanannya diputus. Itu satu contoh kecil, masih banyak yang lainnya,” tegasnya.
Ia berharap, masyarakat bisa memahami hal tersebut agar diantara ciptaan tuhan bisa saling berdampingan untuk menjaga keseimbangan alam. Salahaatunya melalui peringatan puspa dan satwa nasional ini. (rok)