Pegawai Desa Patungan Santuni Duafa

TIRTAJAYA, RAKA – Puluhan anak yatim dan ratusan kaum duafa di Desa Gempolkarya, Kecamatan Tirtajaya, menerima santunan dari Pemerintah Desa Gempolkarya. Sebelum kegiatan santunan, diisi dengan siraman rohani oleh dai kondang, Ustazah Nunung Nariah. Dalam acara tersebut tampak hadir Sekretaris Camat Tirtajaya, aparat Polsek Tirtajaya, elemen pemerintahan desa, dan masyarakat Desa Gempolkarya.
Acep Doyok, kepala Desa Gempolkarya mengatakan, bakti sosial dan santuan anak yatim ditujukan agar masyarakat tanggap dengan persoalan sosial. Dia mengaku kegiatan tersebut sudah berlangsung selama dirinya menjabat sebagai kades. “Sekarang kita menyantuni anak yatim sebanyak 72 dan kaum duafa sebanyak 210 orang,” jelasnya kepada Radar Karawang, Kamis (24/10).
Lanjut Doyok, biaya untuk kegiatan santunan ini berasal dari sumbangan perangkat desa saat mendapat tunjangan penghasilan tetap cair.
“Setiap siltap cair saya dorong untuk bersodakoh terhadap sesama, dan sisanya dari saya sendiri. Terkumpul Rp30 juta,” katanya.
Menurutnya, dari tahun ke tahun kegiatan santunan di Desa Gempolkarya selalu ada perbedaan. Tahun pertama dan kedua saat dirinya menjabat, kegiatan santunan dilaksanakan dengan cara langsung mendatangi rumah anak yatim. Namun setelah tahun ketiga, keemapat dan kelima ini, acara santunan dilaksanakan di halaman desa ditambah dengan siraman rohani.
“Mulai tahun ketiga, saya mempunyai inisiatif dengan lembaga, BPD dan lainnya untuk menyantuni warga tidak mampu juga. Jadi untuk yatim sudah berjalan lima tahun, dan kaum duafa baru tiga kali,” ujarnya.
Bagi Doyok, orang yang bersedekah itu tidak akan habis hartanya, dan atas kepercayannya tersebut, Doyok terus berupaya melaksanakan kegiatan santunan setiap tahun. Dan biasanya digelar setiap bulan Oktober atau November. “Ini menjadi catatan saya. Walaupun nanti saya tidak menjabat tahun 2021, saya tetap akan menyisihkan harta saya walaupun dilaksanakan dengan keluarga saya,” katanya.
Duloh, sekretaris Camat Tirtajaya mengatakan, kegiatan santunan tersebut patut menjadi contoh untuk desa lainnya. “Santunan itu suatu kegiatan yang positif, memang kalau bisa kita juga harus seperti itu,” pungkasnya. (mra)