Pelajar Teler, Zina
CIKAMPEK, RAKA – Kemejanya sengaja dikeluarkan, celana abu-abu panjang menyempit ke bawah sedikit ngatung, sepatu berbahan karung tanpa kaos kaki, rambut pendek di pinggir namun panjang di atas, di sela jari-jarinya terhimpit sebatang rokok. Terlambat ke sekolah sudah biasa. Sanksi dianggap angin lalu.
Rata-rata gaya pelajar zaman now itu terkesan urakan. Tidak mencirikan kaum intelektual. Entah darimana mereka mendapatkan inspirasi cara berpakaian seperti itu. Namun, itulah kenyatannya.
Merokok sudah menjadi biasa di kalangan pelajar. Bahkan, warung-warung penjual rokok di pinggir jalan menjadi tempat favorit mereka sebelum dan setelah pulang sekolah. Bukan hanya itu, berdasarkan penelusuran Radar Karawang, minuman keras hingga penyalahgunaan obat sangat dekat dengan kehidupan para pelajar di Cikampek dan Kotabaru. Begitupun gaya berpacaran, bisa kebablasan layaknya pasangan suami istri. Hamil di luar nikah pun sudah biasa terjadi.
Seperti yang disampaikan oleh Euis Nurjanah (16) seorang pelajar SMK Pembangunan Global mengatakan, dirinya sudah biasa melihat siswa melakukan hal negatif seperti mabuk, merokok, hingga berpacaran. “Udah gak aneh kak yang kayak gitu mah. Sering sih saya juga liat. Siswi hamil juga di kampung saya ada,” ucapnya.
Menurutnya hal itu dipicu oleh pergaulan yang salah, serta kurangnya bimbingan dari orangtua. Untuk menghindari hal tersebut, dia memilih untuk melibatkan diri dalam setiap kegiatan positif yang dilakukan di sekolahnya. “Karena pergaulan. Makanya aku ikut OSIS agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah,” katanya.
Siswa lain, Tegar Priyatna, siswa kelas XI SMK Tri Mitra mengaku, saat duduk di bangku kelas 8, temannya berhenti sekolah karena hamil. “Pernah ada waktu SMP, tapi bukan teman sekelas. Pas kelas 8 dia hamil,” katanya.
Siska Ariyanti, Ketua OSIS SMKN 1 Tirtamulya menyampaikan, banyaknya pelajar yang melakukan tindakan negatif karena kurangnya perhatian dari orangtua. Kemudian masuk dalam lingkungan pergaulan yang tidak benar. “Saya juga sering lihat yang merokok, mabuk di tempat-tempat tertentu. Bahkan yang hamil juga ada waktu masih SMP. Rata-rata karena broken home,” ujarnya.
Muhammad Julian, juga mengakui ketika SMP dulu, ada salah satu temannya yang hamil. “Sama teman saya juga pernah ada yang hamil waktu SMP,” akunya.
Anton, siswa SMKN 1 Cikampek mengatakan, teman SMP-nya hamil ketika masih kelas 9. “Ya karena pacaran jadi gitu. Banyak sih emang yang kasus hamil itu. Waktu saya SMP juga ada temen yang hamil,” katanya.
Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Cikampek Rosli mengatakan, fenomena pacaran di kalangan pelajar sudah menjadi budaya zaman sekarang. Secara agama, pacaran dalam tanda petik itu memang tidak diperbolehkan. Namun karena mungkin zaman sudah sangat berbeda, maka pacaran di kalangan sekolah sudah tidak lagi menjadi hal aneh. “Jika ditanyakan mengenai perbedaan pelajar zaman sekarang dengan zaman dulu, sebenarnya tidak terlalu beda jauh. Dulu juga ada yang pacaran, tapi tidak seperti zaman sekarang,” katanya.
Dikatakan Rosli, penyebab maraknya fenomena pacaran di kalangan pelajar ialah penyebaran informasi saat ini yang sangat cepat. Untuk mengatasi hal tersebut, sebenarnya tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Melainkan semua kalangan untuk sama-sama memperhatikan terutama orang tua. Namun, saat ini yang berkaitan dengan norma dititikberatkan kepada sekolah. “Sekolah juga memang menjadi salah satu lembaga yang bertanggung jawab untuk membentuk karakter dan moral peserta didik. Tapi intensitas pelajar di sekolah tidak lebih banyak dibandingkan di luar,” ujarnya.
Untuk mengawasi kegiatan negatif yang dilakukan oleh pelajar, dia berharap semua elemen peduli untuk selalu mengawasi, dan memberikan pemahaman kepada semua masyarakat. “Bisa saja sebenarnya, misalkan melalui rapat-rapat warga, minggon atau dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat. Hal itu disampaikan. Agar pengawasan dan upaya untuk memerangi hal tersebut dilakukan oleh banyak pihak,” jelasnya. (cr2)